Di sisa perjalanan melewati kerumunan para binatang, aku pun ngobrol santai dengan Safira. Dari pembicaraan itu aku bisa menyimpulkan bahwa selain cerdas, Bu Fira juga teman diskusi yang menyenangkan. Aku tidak menyangka dengan usia semuda itu dia memilik banyak wawasan. Bahkan, kami juga sempat menyinggung tentang bisnis. Ibu Safira ternyata memiliki toko kelontong dan berjualan di pasar. Dia juga menceritakan tentang adiknya yang baru saja lulus SMA. Ternyata ayah Safira dulu adalah seorang wiraswasta, yang juga sering kirim barang. Saat dia SMA, ayahnya meninggal karena kecelakaan. Beruntung dia mendapatkan beasiswa dan juga tawaran kerja di HF School. Sembari kuliah, dia juga menjadi guru privat untuk mendapatkan uang. Semakin banyak yang aku tahu tentangnya, guru Ami itu makin membu