Kembali ke beberapa saat sebelum keluarga memberitahu Mia perjodohan ini.
Jika di Prancis Mia menolak mentah-mentah perjodohan ini. Maka di Indonesia, Rendra juga tak kalah hebohnya saat mendengar rencana perjodohan keluarga dengan alasan yang tak masuk akal ini.
Saat itu di sebuah rumah megah layaknya istana, berkumpul sebuah keluarga besar. Hal yang sangat menyedihkan sekaligus memalukan telah terjadi dan mencoreng nama keluarga ini.
Sepasang oma dan opa, yang sudah menyerahkan kekuasaan pada anak pertamanya ini, sedang merasa tak enak hati hati karena hal yang baru saja terjadi.
"Kenapa cucu oma yang harus mengalami ini? Sudah dua orang! Bayangkan!" Wanita tua itu berseru pada keturunannya yang sedang berkumpul di ruangan itu. "Dua orang cucu oma yang sudah menikah. Dua-duanya, ditipu oleh pasangannya! Apa maksudnya semua ini?"
"Kenapa cucu oma tidak ada yang bisa memiliki pasangan baik-baik!" gerutu nenek tua itu sambil membetulkan letak kacamatanya.
"Opa-kalian sampai hampir dirawat lagi di rumah sakit mendengar gagalnya pernikahan cucu laki-lakinya yang tertua. Apa kamu tidak bisa memilih calon pengantin yang lebih baik? Yang lebih beradab?" Nenek tua itu berkata hingga hampir kehabisan napasnya.
"Oma, maaf!" ujar seorang pemuda tampan yang sepertinya merupakan cucu tertua dari keluarga tersebut.
Wanita lansia itu tak menatap cucunya, ia hanya membetulkan kacamata dan justru beralih pada seorang perempuan muda yang tengah menggendong bayinya.
"Kau tidak belajar dari sepupumu?" ujarnya sambil menunjuk pada perempuan yang menggendong anaknya itu menggunakan dagunya.
Semuanya terdiam.
"Menikah dengan selebriti terkenal, hanya membuat namamu berkibar sesaat. Setelah itu kalian akan dicampakkan dan saat itu juga tidak hanya diri kalian, tapi seluruh keluarga juga menanggung malu," omelnya untuk yang kesekian kali.
Cucu laki-laki tertua di keluarga ini memang memilih untuk menikah dengan seorang selebriti ternama. Perempuan yang karirnya sedang naik daun di bidang permodelan yang itu tak lepas dari dukungan kekasihnya. Namun, sang model cantik justru memilih meninggakkan kekasih yang telah mendukungnya dengan segala cara, dan membuat pilihan untuk lari dengan cinta pertamanya tepat di hari pernikahannya.
Ini adalah kali kedua untuk keluarga Sukmawijaya, menerima kegagalan pernikahan dari cucu keluarga ini karena ditinggal pasangannya di hari pernikahan.
Setelah sebelumnya, cucu perempuan tertua yang hamil sebelum pernikahan. Dan memutuskan untuk menutup aib dengan menikahi pria yang menghamilinya, namun ternyata pria itu tidak hadir saat hari pernikahannya. Lalu lagi-lagi, kekasih dari cucu perempuan tertua itu juga salah seorang selebriti tanah air yang aktor, model dan presenter yang namanya cukup terkenal saat itu.
"Sudah dua orang cucu oma dikecewakan. Oma tidak mau lagi mendengar hal yang sama menimpa cucu oma lainnya," ujar wanita tua itu sambil menatap seorang pria berusia awal dua puluhan yang merupakan cucunya.
"Rendra! Nanti kau harus berhati-hati dalam memilih calon istri, atau kalau tidak, maka aku akan turun tangan!" tegasnya.
Sementara itu cucu laki-laki yang ia sebut namanya tersebut mendadak pias. Terutama ketika oma-nya tersebut menyebut 'turun tangan', yang pasti itu bukan sesuatu yang baik bila itu sampai terjadi.
Rendra meneguk ludahnya. "I-iya oma," ucapnya menahan semua gerutu yang sudah berentetan hadir di dalam dadanya. "Kenapa aku jadi kena imbasnya?" protesnya dalam hati yang ia tak berani suarakan.
"Lalu untuk Mia!" Wanita tua itu menatap kedua orang tua Mia yang duduk tak jauh darinya. "Katakan padanya untuk selalu menjaga diri ketika berada di negeri orang! Ceritakan kejadian ini dan biarkan dia memetik pelajaran," tambahnya.
*
Kemudian sepasang suami istri itu mengangguk mengiyakan perkataan sang oma. Sepertinya mereka adalah orang tua dari gadis yang disebut sebagai Mia.
"Apa Mia pernah berpacaran sebelum ini?" tanya sang oma lagi. Karena untuk Rendra sendiri, dia cukup dekat dengan cucu laki-laki yang satu ini, sehingga dia tahu bahwa sekalipun Rendra belum pernah berpacaran.
Kedua orang tua Mia berpandangan, setahu mereka bahwa anak gadis mereka belum pernah pacaran karena dia jatuh cinta pada seseorang. Lalu dengan serempak mereka menggeleng dan berkata, "Belum pernah, Oma!"
"Bagus! Jangan terburu-buru. Aku takut pergaulan orang barat memengaruhinya," tambahnya lagi.
Kedua orang tua Mia hanya tersenyum sedikit.
"Ya, sudah! Aku mau pergi ke kamar lagi!" ujar oma sambil berjalan dengan tubuh yang sudah agak membungkuk.
"Biar kubantu," ucap Rendra sebagai cucu kesayangan tanpa diminta.
Mereka berdua pun meninggalkan ruangan itu yang disusul oleh anggota keluarga lainnya.
*
Di kamar oma,
"Rendra, menurutmu Mia bagaimana?" Oma tiba-tiba bertanya akan sebuah pertanyaan yang membuat Rendra mengerutkan dahi.
"Mia? Dia adik sepupu yang ... baik," jawab Rendra seakan menyembunyikan sesuatu.
"Kau tidak pernah bertengkar dengannya, kan?" tanya oma lagi.
"Tidak! Ah, maksudku, mungkin waktu kecil, iya!" jujur Rendra.
"Iya, kalau dipikir-pikir Mia itu gadis yang manis, bukan?" Oma sebenarnya bukan bertanya, tapi ia seperti mengutarakan pendapat.
"Emmm, ya ... Kadang." Rendra menjawab singkat.
"Rendra, kamu pasti bisa merasakan jika kamu adalah cucu yang paling oma sayangi, yang paling oma perhatikan. Ya, kan?" Oma meminta persetujuan akan pendapat.
"Emmm," jawab Rendra tanpa membuka mulutnya.
"Kau bisa menebak apa alasanku?" tanya oma.
Rendra menggeleng, karena jika ia boleh bersuara ia justru merasa terbebani dengan perlakuan omanya. Tapi sekali lagi, Rendra adalah tipe laki-laki yang penurut. Dengan suka rela ia tetap berbuat baik pada omanya, meski ia harus mendapat cibiran dari cucu oma yang lainnya.
"Karena kamu satu-satunya yang selalu menurut. Kamu satu-satunya cucu yang tidak pernah protes padaku, dan cuma hasil kerja kamu yang selalu memuaskanku." Oma tersenyum dengan sangat lebar.
Rendra hanya menunduk, tidak mencoba untuk bangga atas pujian dari omanya, yang menurutnya sangat berlebihan itu.
"Maka dari itu Rendra, oma sangat khawatir mengenai pasangan hidup yang kau pilih nanti," ujar wanita tua itu sambil mengubah ekspresinya, wajah sedih semakin mempertegas setiap kerutan yang ada pada gelambir-gelambir pipinya.
"Rendra belum memikirkan itu, Oma. Oma bisa tenang untuk sementara." Rendra mengatakan yang sejujurnya.
"Justru karena itu. Semua cucu oma belum berpengalaman dengan masalah cinta, sehingga mereka mudah sekali ditipu oleh pasangannya," jawab oma menyatakan kekesalannya. "Lebih baik, Oma saja yang memilihnya untukmu, bagaimana?"
Pertanyaan yang selalu tidak butuh jawaban. Siapa yang berani menolak inisiatif dari sang nyonya besar dari rumah mewah ini?
Rendra memilih lebih baik untuk tidak menjawab.
"Nanti aku akan membicarakan ini dengan seluruh keluarga besar. Mengenai perjodohanmu!" Oma pun langsung berbaring dan memejamkan matanya tanpa peduli dengan bagaimana ekspresi dari Rendra.
*
Pagi hari seperti biasanya, dikarenakan semua keluarga sedang berkumpul di rumah utama pasca gagalnya hari pernikahan Daffa, cucu laki-laki pertama keluarga Bagaskara, mereka melakukan sarapan bersama di ruang makan yang sangat megah itu.
Makanan yang disediakan sungguh beraneka ragam. Semua makanan favorit anggota keluarga terhidang di atas meja. Mereka pun makan bersama setelah melakukan do'a.
Tak ada suara selain denting alat-alat makan saat itu, semua hening. Hingga saat sang oma menangkupkan sendok garpunya di tepi piring yang sudah kosong itu.
"Semalaman aku sudah memutuskan." Oma membuka percakapan. Semuanya mendengarkan sambil mengunyah makanannya, ada juga yang sudah menghabiskan makanannya sama seperti sang oma.
"Aku khawatir hal buruk yang lain terjadi pada dua cucuku yang belum menikah." Oma melirik pada Rendra. "Jadi untuk mengatasi hal itu terjadi, terutama pada cucu perempuanku. Aku tidak ingin Mia mengandung bayi tanpa ayah seperti anaknya Anne, maka dari itu ...." Oma menggantung kalimatnya.
"Bukankah lebih baik kita jodohkan Rendra dengan Mia?"
*