Gang sempit di Maynard Avenue dipenuhi timbunan salju. Kalau saja sekarang musim panas, pasti jalanan itu terlihat kumuh dan kotor. Robby merapatkan jaket parkanya, dan hood berhias bulu menutupi kepalanya.
Tidak terlalu sulit mendapati tempat yang ditujunya. Bangunan tua yang telah berdiri sejak awal abad 20, dan masih berdiri dengan gagah. Tidak mentereng seperti di zamannya, tembok belakangnya telah dipenuhi grafiti-grafiti yang ditorehkan para remaja tanggung pencari jati diri. Penampakan di bagian depan pun tak kalah tua, lusuh, dan kusam. Cat dinding yang mengelupas, bagian-bagian tembok yang rapuh dan bolong. Robby berdiri terpaku di depan pintu, menyusuri nama penghuni yang tertera pada panel bel pengunjung. Sesaat ia meragukan keputusannya, apakah kedatangannya ke tempat itu mer
