Makan malam yang tersaji di depan matanya sudah membuat Rindu tak konsentrasi. Enak sekali. Semuanya ingin ia coba. Pokoknya Rindu dan makanan adalah dua kolaborasi yang paling sempurna. Tak akan ia lewatkan makan malam seenak ini. Rindu makan ayam goreng di kedai pinggir jalan saja tak jadi soal. Apalagi di tempat seperti ini. “Kenapa hanya diperhatikan? Ada yang kurang? Atau mau es krim?” “Nanti!” sela Rindu dengan cepat. “Itu gampang.” “Ya sudah, tunggu apa lagi? Kenapa enggak langsung dimakan?” Rindu jadinya mencebik. “Masa iya saya enggak tau diri makan duluan sementara Bapak yang ambilkan semuanya. disajikan pula. Enak betul hidup saya.” Bujang tertawa jadinya. Padahal niat Bujang mengambilkan semua jenis makanan yang ada, entah seberapa porsinya Bujang tak peduli. Ia yakin Rind