Pulang mengatar Rindu, Bujang tak habis-habisnya tersenyum. Meski yah … dirinya harus berbesar hati dengan tingkah Rindu yang keterlaluan di matanya. Sepanjang ia mengenal gadis, belum pernah matanya menemui seperti Rindu. Semua wanita yang ia kenal, baik di kantor atau pun di kantor pusat, juga yang tak sengaja berkenalan entah di mall, pusat kebugaran, atau kafe, semuanya selalu bertutur lembut. Kalem. Senyumnya malu-malu dan terkesan santun. Bujang menyadari kalau dirinya tampan. Ia jaga postur tubuhnya dengan beberapa kelas gym diikuti rutin. Kecerdasannya juga selalu ia asah dengan tumpukan buku mengenai perbankan. Tak lupa juga kerjanya harus ekstra demi dompet agar selalu tebal dan bisa menghidupi dirinya dengan nyaman di perantauan ini. Mungkin karena ini juga ia sering menjadi pu