[29] Balas dendam urusan belakangan.

2121 Kata

Bujang sudah tak terhitung berapa kali tertawa. Puas sekali. Sampai ia merasa perutnya sakit sekali. Bahkan ia merasa macetnya Jakarta jelang malam kali ini tak terasa sama sekali. Apa karena cerita Rindu yang tak habis ia tertawakan? “Coba ulang lagi?” “Bapak ini hobi banget menjadikan saya bahan tertawaan, ya? Saya bukan lagi melucu, ya. Saya itu lagi kesal. Kesal banget malahan!” Rindu melipat tangannya di d**a. Ia juga heran, kenapa sih malah cerita mengenai Dela meluncur sempurna sekali seperti judul lagu yang terputar di radio mobil bosnya ini? Belum ia lupa bagaimana tangannya refleks menarik sang bos untuk segera keluar dari ruangan. Bujang? Ya senang aja, lah! Ditarik sama Rindu, tak perlu banyak konfrontasi berlebih, tak peduli juga kalau banyak yang melihat. Kalau dirinya di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN