[27] Dugaan Dela

1888 Kata

Dela pokoknya tak habis pikir dengan apa yang baru saja terjadi. Tenang, tak ada gempa, tsunami, atau runtuhnya mall yang mereka pijaki. Tapi ada yang lebih dahsyat ketimbang tornado di tenggaranya Asia. Dela tak mungkin salah salah baca pesan, tak mungkin juga mengabaikan wajah Rindu yang mendadak merah. Bukan malu. Rindu itu marah, lho. Pesan makanan saja sampai berkata ketus pada pelayannya. Padahal si pelayan tak bersalah, Dela tau itu. bilang terima kasih setelah pesanannya selesai saja, Rindu masih belum bisa bersikap normal. Apa pesan bosnya itu, dalam hal ini jelas Pak Bujang, ya. Terlalu membuat Rindu marah? Padahal enak, kan, dikasih uang dua juta rupiah cuma-cuma. Tapi. “Kak,” panggil Dela akhirnya. Setelah berhasil menyusul langkah Rindu yang selebar lapangan bola demi sampa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN