Meet With Hogo

3741 Kata
Drap...... drap...... drap...... Suara benturan sepatu dengan lantai di sebuah lorong gelap. Terlihat siulet perempuan yang sedang berlari di sebuah lorong. Perempuan itu sesekali melihat ke arah belakang seolah seseorang tengah mengejarnya. Cahaya bulan yang temaram menembus jendela kaca semakin membuat suasana semakin menyeramkan. Si perempuan itu semakin kencang berlari sambil sesekali berteriak jangan mendekat pada sosok yang mengejarnya. Suara napas si perempuan semakin terdengar berat, entah sudah berapa lama dia berlari dari kejaran sosok tersebut. Deg... Si perempuan membeku ditempat saat dia berlari di lorong buntu, tidak ada lagi jalan keluar atau celah berlari dari sana. Si perempuan berjongkok sambil terus bergumam "tolong aku" dengan sangat putus asa. Keringat dingin terus keluar dari tubuhnya. Badannya terus memepet kepojok dinding seolah berharap dinding itu dapat menelan dan menyelamatkannya dari sang pengejar. Suara langkah seseorang semakin membuat takut sang perempuan itu. Dia mulai menangis dan terus berdoa agar seseorang dapat menyelamatkannya. Tangis sang perempuan pecah saat suara langkah itu semakin mendekat ke arahnya. Dengan putus asa dia memohon pada sosok itu untuk mengampuninya dan tidak membunuhnya. Tapi sosok itu malah menyeringai, jubah dan tudung kepala sosok tersebut mengingatkannya pada sosok malaikat pencabut nyawa. Ah... dia memang malaikat pencabut nyawa yang dikirim untuknya pikir si perempuan tersebut. Dan keheningan malam itu pun terpecah oleh suara teriakan memilukan seorang perempuan. Suara terakhir sebelum sang pencabut nyawa mengambil kehidupannya. *** Desas-desus mengenai pembunuhan di sekolah sihir menyebar dengan sangat cepat. Banyak yang berspekulasi bahwa pembunuhan itu berhubungan dengan sakitnya Raja Andrew. Bahkan ada rumor yang mengatakan bahwa Raja Andrew tidak sakit, tapi dia pura-pura sakit untuk menjadi seorang pembunuh. Rumor konyol memang, tapi banyak yang mempercayai hal itu. Bagaimana pun masih ada yang merasa aneh kenapa Raja yang juga seorang yang paling kuat di dunia sihir bisa tumbang hanya karena racun. Hal itu memang masuk akal, tapi sekaligus menggelikan. Dan anehnya rumor itu justru semakin membesar tak terkendali. Lalu bagaimana nasib para siswa sekolah sihir? Mereka masih sekolah seperti biasa. Jika boleh jujur mereka memang takut, tapi ini bukan hal yang pertama terjadi di sekolah sihir. Ini kejadian ke tiga kalinya di sana, hanya saja hal ini pertama kali terekspos keluar. Entah bagaimana caranya, informasi itu bisa bocor keluar karena pada kedua kejadian sebelumnya pihak sekolah berhasil menyembunyikan hal itu. Kejadian pertama pihak sekolah mengklaim bahwa itu bunuh diri pada orang tua siswa. Itu di dukung oleh surat kematian yang ditulis oleh siswa tersebut, yang di dalamnya di tulis penindasan siswa serta tekanan kuat dari orang tua yang membuat siswa itu tersebut stress dan memutuskan bunuh diri. Kejadian kedua di klaim sebagai kecelakaan, karena siswa tersebut ditemukan meninggal jatuh dari atap sekolah. Tapi untuk kejadian ketiga ini pihak sekolah tidak bisa menutupi bahwa itu pembunuhan. Siswa ketiga ditemukan di sebuah ujung lorong di bagian sekolah yang sudah tidak terpakai. Darah keluar dari sekujur tubuh siswa itu, luka sayatan terdapat di seluruh tubuh tapi yang lebih mengerikan adalah kepalanya nyaris putus. Semua yang mengetahui ketiga kejadian itu jelas akan menyimpulkan semuanya pembunuhan. Ada empat kesamaan pada setiap mayat yang ditemukan. Yang pertama ditemukan luka sayatan di sekujur tubuh setiap mayat tersebut. Yang kedua semua mayat yang ditemukan adalah siswa peremuan dengan ciri-ciri yang hampir sama rambut panjang bergelombang berwarna coklat, tinggi mereka hampir sama, dan berkulit pucat. Yang ketiga, semua pembunuhan itu terjadi pada malam hari dan diperkirakan diatas jam 10 malam saat keadaan sekolah sedang sepi. Yang terakhir ditemukan simbol ankh yang dipercaya sebagai simbol pemujaan untuk dewa RA atau dewa matahari. Tapi dalam perkembangannya simbol ankh juga dipercaya sebagai simbol untuk para pemuja setan. Simbol ini dipercaya dapat memanggil kekuatan mistis yang kuat dengan syarat mempersembahkan gadis perawan, tapi tidak ada yanng tahu pasti kebenaran cerita tersebut. Akan tetapi sangat aneh jika semua itu hanya sebuah kebetulan semata. Sebenarnya sejak kejadian pertama, para siswa sudah diperingatkan untuk tidak berada di sekolah saat malam hari. Kegiatan klub sekolah dibatasi sampai jam 8 malam, akan tetapi masih banyak yang melanggar hal itu bahkan setelah kejadian pembunuhan kedua terjadi. Dan untuk kejadian ketiga ini beberapa dari siswa mengalami takut yang berlebihan bahkan setelah banyaknya penjaga yang berjaga di sekolah. Beberapa dari mereka bahkan memaksa untuk pulang tanpa alasan yang jelas seperti ada yang mengejar atau mengintai mereka di sekolah. Padahal sekolah sudah dijaga ketat oleh penjaga istana. Suasana sekolah terasa sangat tegang, keberadaan penjaga kerajaan membuat para siswa justru semakin tidak tenang. Mereka terasa seperti tawanan yang dijaga 24 jam supaya tidak kabur. Bukan hanya para siswa yang tidak nyaman dengan para penjaga itu, tapi Ricky juga ikut kena imbasnya. Hal itu karena Cyrano juga ikut turun menjaga sekolah bersama pasukannya. Entah apa yang dipikirkan oleh Cyrano sampai dia ikut turun menjaga sekolah, dan duduk di ruangan yang diajar oleh Ricky. Jika boleh, dia sama sekali tidak ingin berurusan dengan semua mentri yang berada di pihak Ratu Hazel. Kenapa? Tentu saja karena mereka memusuhinya tanpa alasan yang jelas. Dan sekarang dia harus menghadapinya di sekolah, tepatnya di kelasnya menyela setiap penjelasan yang dia katakan. "Jika anda di sini hanya untuk menganggu saya mengajar, sebaiknya anda keluar dan berjaga seperti penjaga lain!" habis sudah kesabaran Ricky, bagaimana tidak hampir setiap kata yang keluar dari mulutnya, selalu saja di bantah dan dikomentari oleh Cyrano. "Kau tidak berhak memerintahku, kedudukanku lebih tinggi dari pada kau!" jawab Cyrano yang merasa kesal karena "diusir" oleh Ricky. "Apa itu pantas anda katakan di sekolah?" tanya Ricky yang juga kesal karena Cyrano. "Lagipula apa anda sesantai itu sampai bisa duduk diam di sini sambil menyanggah semua yang saya katakan! Saya tidak tahu jika tugas seorang mentri pertahanan seperti anda sesantai ini!" sindirnya terang-terangan, dia sudah tidak peduli seperti apa kedudukan Cyrano yang pasti dia sangat kesal. Cyrano yang merasa kalah berdebat dengan Ricky memutuskan untuk keluar sambil menahan kekesalannya. Ricky yang mengarahkan tangannya kearah pintu lalu tiba-tiba mengepalkannya, bersamaan dengan itu muncul batu berjejer menghantam pintu memunculkan bunyi gedebuk keras. Jika dilihat dengan baik batu itu seperti menahan pintu agar tidak terbuka, ukurannya pun lumayan besar yaitu setengah tinggi pintu dan berjejer ke samping menelan semua lebar pintu tersebut. "Maaf karena gangguannya! Ayo kita lanjutkan kembali pelajaran kita!" ujar Ricky sambil tersenyum seolah tidak pernah terjadi apapun di sana. Menyeramkan pikir para siswa itu, mereka tidak pernah melihat Ricky marah selama ini. Apapun yang dilakukan para murid Ricky tidak pernah marah, dia hanya menegur mereka dengan tegas lalu memberikan hukuman. Begitu pun dengan 3 orang yang sudah lama mengenal Ricky, mereka menganggap ini menarik. Mereka tidak pernah melihat Ricky marah sekalipun mereka menggoda Ricky cukup keterlaluan. Bahkan Nicole dan Kaila yang selalu memperlakukan Ricky seperti balita, tidak pernah mendapatkan amarah dari orang yang paling muda diantara mereka itu. Mereka tahu Ricky kesal di perlakukan seperti anak kecil oleh Nicole dan Kaila, hanya saja Ricky tidak pernah sampai marah seperti sekarang. Dia paling menunjukan wajah kesal saja, benar-benar menarik pikir mereka. Ricky yang merasa di perhatikan oleh tiga orang yaitu Edward, David dan Alexander melihat ke arah mereka. Hari ini kebetulan mereka duduk berdekatan, di pojok depan kelas dengan tentu saja dengan Glory yang mengekor di samping Alexander. Mereka menatap Ricky dengan tatapan yang diartikan oleh Ricky sebagai tatapan jahil. Dia merasa dia akan menjadi bulan-bulanan ketiga Raja di dunia sihir setelah ini. Semoga saja ini hanya pikirannya saja batin Ricky. Ricky pun kembali menjelaskan materinya, sebenarnya lebih ke pembahasan dari hasil praktikum mereka kemarin. Di karenakan masih banyak yang terluka, Ricky sebagai guru yang baik ingin mendengarkan apa masalah yang dialami para siswa saat praktikum. Tapi karena ada sedikit gangguan, dia hanya bisa menjelaskan sedikit mengenai kesalahan-kesalahan siswanya saat praktikum kemarin. Waktu mengajarnya habis dengan cepat, tanpa dia sadari. Dan sayangnya karena jadwalnya di barter dengan Sir Gill dia tidak bisa mengajar sedikit lebih lama dari jam yang ditentukan karena siswanya harus masuk ke kelas selanjutnya. Sir Gill tidak bisa mengajar pada jam pertama karena dia diminta kepala sekolah menyelidiki kasus pembunuhan. Meski dia terlihat sangat tidak bisa diandalkan saat mengajar, tapi dia cukup baik dalam sejarah sihir terutama dalam sihir hitam seperti ini. Lalu kenapa mereka tidak meminta Ricky yang menyelidiki hal itu, sementara Ricky adalah guru untuk pertahanan sihir hitam? Jika itu hanya kepala sekolah yang tahu jawabannya. Pelajaran selanjutnya adalah sejarah sihir Sir Grant, tetapi saat mereka masuk ke dalam kelas tidak ada Sir Grant di sana. Mereka hanya menemukan tulisan di papan tulis yaitu mereka di minta untuk mencari informasi tentang lingkaran sihir. Para siswa itu kembali membubarkan diri dari kelas, menyisakan Alexander, David, Edward dan tambahan Glory yang melihat ketiganya aneh. "Kalian tidak ingin keluar?" tanya Glory pada ketiganya. "Tidak, sepertinya aku akan mengerjakan tugas Sir Grant di sini! Lagipula aku punya bukunya!" kata David, sementara Edward dia hanya mengangguk seolah menyetujui perkataan David. Lalu bagaimana dengan Alexander, dia mengabaikan Glory dan memilih tidur di salah satu bangku di kelas itu. "Dia sangat menarik bukan?" ujar Glory sambil menatap Alexander dengan tatapan memuja. David dan Edward menatap Glory dengan tatapan aneh, jika boleh dibilang mereka memikirkan selera Glory. Dia bertunangan dengan Clyvon yang bisa dibilang tampan, tapi dia malah tertarik pada orang yang biasa-biasa saja seperti Alexander. "Bukankah kau tunangan Clyvon, tak masalah tertarik padanya?" tanya Edward "Dia memang tunanganku! Tapi sifatnya terlalu buruk, jika boleh aku bertunangan dengannya saja!" kata Glory sambil tersenyum pada David dan Edward. "Dia akan patah hati!" celetuk keduanya tanpa sadar, Glory menatap keduanya bingung. Tapi dia tidak mempermasalahkannya, dia hanya merasa kalau mereka berdua tidak membicarakannya. Dia tidak tahu saja yang dimaksud oleh David dan Edward memang dirinya. Tapi untunglah Glory sama sekali tidak peka, sehingga dia tidak sadar akan hal itu. Glory bersiap kembali mendekati Alexander, hanya saja niatnya tidak terlaksana karena Clyvon datang dan menyeretnya keluar dari kelas. David dan Edward yang melihat itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya prihatin. Ya prihatin pada Glory jika dia tahu yang sebenarnya, dan juga prihatin pada Clyvon yang cintanya bertepuk sebelah tangan. Setelah melihat Glory pergi, mereka berdua pun duduk di dekat bangku tempat Alexander tidur. Mereka sebenarnya ingin bisa berbaur dengan siswa lain, tapi dari pengalaman yang mereka dapat saat mereka mencoba berbaur adalah sangat sulit melakukan itu. Karena baru saja mereka mencoba mendekati para siswa itu, mereka sudah menghindar dengan 1001 cara. Ada saja alasan mereka menolak keduanya untuk berteman, dari mulai alasan halus sampai kasar pernah mereka dapatkan. Lalu bagaimana dengan Alexander? Dia terlalu sibuk menghindari Glory sehingga tidak sempat berbaur. Atau bahasa lebih mudahnya, dia lebih memilih tidur setiap ada kesempatan di bandingkan harus berhadapan dengan Glory. Jadi mereka menyerah berharap pada nya. David dan Edward berpura-pura mengeluarkan bukunya dan mulai mengerjakan tugas. Tidak ada yang bisa mereka lakukan saat ini, mereka awalnya ingin menyelidiki tempat terjadi pembunuhan di sekolah. Hanya saja terlalu banyak penjaga saat ini, mereka tidak bisa bergerak terlalu bebas. Dan pada akhirnya mereka hanya bisa berpura-pura mengerjakan tugas di kelas ini sambil menunggu keadaan lebih sepi. Sreg Suara kursi bergeser, Alexander tiba-tiba saja bangun. Dia menoleh ke sekelilingnya, kemudian berdiri dan berlari ke luar. David dan Edward yang melihat Alexander lari, langsung membereskan buku mereka kemudian berlari mengejar Alexander. Mereka beruntung Alexander bukan menggunakan tubuh aslinya. Jika tidak, mereka tidak akan mungkin bisa mengikutinya. Jika mereka adu lari dalam tubuh asli mereka, akan dipastikan mereka berdua mendapatkan peringkat terakhir. Alasannya yaitu keduanya malas berlatih kecepatan. Mereka sudah kuat, untuk apa cepat. Toh tanpa kecepatan pun mereka bisa menang dengan mudah, itulah alasan mereka setiap ditanya. Kembali ke masalah kejar-kejaran dengan Alexander. Ricky yang baru keluar dari area perpustakaan di kagetkan oleh kegiatan orang-orang yang dikenalnya. Karena penasaran, Ricky pun mengejar Edward dan David. "Apa yang sedang kalian lakukan sebenarnya?" tanya Ricky saat dia sudah berada di samping Edward. David dan Edward yang disapa tiba-tiba oleh Ricky berjengit kaget, dan untung saja mereka tidak jatuh berjamaah karena kaget. "Kami mengejar Alexander!" jawab David "Memang kenapa dengan Alexander?" "Kami juga tidak tahu! Dia tiba-tiba berlari tadi, karena itu kami mengejarnya!" kali ini Edward yang menjawab. Ricky hanya mengangguk sambil tetap mengikuti mereka. Jujur dia juga penasaran kenapa Alexander berlari. Mereka terus mengikuti Alexander sampai ke area sekolah yang kurang terpakai. Ini adalah tempat pembunuhan itu, tapi kenapa Alexander ke sini pikir mereka bertiga. Tapi mereka bertiga belum bisa mendapatkan jawabannya. Dan saat mereka tahu apa yang membuat Alexander bangun dan berlari tiba-tiba seperti tadi mereka kecewa. Ternyata yang membuat Alexander berlari adalah Ryuzaki pikir mereka kecewa. "Kau datang?" tanya Ryuzaki "Ah, ralat kalian datang!" katanya sambil memiringkan kepalanya kearah kanan. Alexander ah tidak Andrew membalikan badannya dan melihat jika dia diikuti oleh Edward, David dan Ricky. "Kalian berubah!" ujar Ricky kaget saat melihat Alexander, Edward dan David berubah kembali menjadi diri mereka sebenarnya. "Oh... Kalian benar-benar ceroboh membiarkan sihir kalian di patahkan begitu saja!" kata Ryuzaki sambil tertawa seolah itu adalah hal yang lucu. Sementara itu Edward dan David kaget kenapa mereka bisa berubah menjadi tubuh mereka yang sebenarnya. "Jangan tertawa! Ini ulahmu bukan!" kata Andrew tajam, dan Ricky, Edward serta David kaget. Kenapa Andrew bisa tahu itu ulah Ryuzaki dan kenapa sikapnya pada Ryuzaki jauh berbeda. Dan yang paling membuat mereka aneh adalah, mereka tidak merasakan apapun saat sihir penyamaran mereka dipatahkan. "Hahaha... tenang! Kau selalu marah saat melihatku!" jawab Ryuzaki mungkin, karena kita tidak tahu siapa yang ada di hadapan kita sekarang. "Jangan bermain-main Hogo! Dan kenapa kau berada di sini?" kata Andrew, dan yang menonton mereka kembali kaget. David, Edward dan Ricky memang tidak tahu apa-apa soal Hogo, wajar mereka kaget bukan. "Siapa Hogo? Bukankah dia Ryuzaki!" ujar David "Karena kau sudah membuat kami berubah, bagaimana kalau kau menunjukan bentuk aslimu!" perintah Andrew, Ryuzaki menaikan sudut kanan bibirnya kemudian menyeringai. "Kau benar-benar punya selera humor yang buruk!" katanya bersamaan dengan perubahan warna bola mata dan munculnya tulisan oni di leher kanan dekat telinganya. "Aku tidak menyangka kalian akan berubah begitu saat melewati selubung yang aku buat!" lanjutnya sambil tertawa. "Kau tahu hal itu, karena kau yang membuatnya!" kata Andrew "Kau benar-benar tidak menyenangkan!" jawab Hogo datar "kita lihat apa salah satu dari mereka bisa menjadi mainanku!" lanjutnya sambil melihat Edward, Ricky dan David seolah tertarik, Andrew langsung menempatkan dirinya di depan mereka bertiga. Wajah Hogo kembali datar saat Andrew melakukan hal itu. "Jadi kenapa kau berada di sini?" tanya Andrew tegas, Hogo merengut tak suka. Dia tidak bisa memiliki mainan baru pikirnya. "Hanya ingin menyapa! Tapi sepertinya aku menemukan sesuatu yang menarik di sini!" katanya sambil menunjuk dinding yang penuh dengan darah. Ada beberapa tulisan, sepertinya jejak sang pembunuh. Tulisan itu sepertinya dibuat oleh darah korban. Isi tulisan itu intinya kau bisa mendapatkan kekuatan yang besar jika kau menurut dengan apa yang dikatakan oleh tuanmu. "Membayangkan bagaimana orang itu membunuh membuatku ingin melakukannya juga! Apa kau punya satu untuk jadi korbanku!" lanjutnya sambil duduk menyilakan kedua kakinya dengan tangan kanan di paha kanannya dan tangan kiri menompang kepala. Hogo membicarakan, bagaimana si pembunuh menakuti korbannya. Mendekatinya dengan langkah pelan tapi pasti, menyudutkannya. Setelah korban tersudut dia akan perlahan menyayat kulit sang koban sampai tidak ada satupun sisa kulit mulus di sana. Dan setelah kulit korban tersayat dia memenggal kepalanya. "Ah, cara terakhir aku tidak suka! Aku lebih suka dia kehilangan kesadaran karena darahnya menetes perlahan keluar dari tubuh baru aku akan memenggal kepalanya untuk mempercantik jasadnya." Katanya seolah dia sedang menjelaskan tentang cara menghias kue. Sementara itu mereka yang mendengar hanya merinding ngeri. Mereka akui mereka pernah membunuh orang, saat perang kau harus melakukan itu mau tidak mau. Tapi mendengar kau harus menyiksanya dulu sebelum membunuh terdengar sangat kejam di telinga mereka. "Dia benar-benar bukan Ryuzaki!" kata David Andrew hanya mengangguk, lalu menjelaskan siapa Hogo sebenarnya. Dia harus menjelaskan hal itu jika tidak ingin mendapat masalah di masa depan. Menghadapi Hogo sangat sulit, dia bisa dengan mudah berpura-pura menjadi Ryuzaki. Selama perjalanan mereka dulu, Andrew memang selalu bersama dengan Ryuzaki untuk meminimalisir kehadiran Hogo. Tapi bukan berarti Hogo tidak pernah muncul saat perjalanan mereka dulu. Dia pernah muncul beberapa kali, tapi Andrew selalu berhasil memancing kembali Ryuzaki untuk muncul. Namun sekarang, dia tidak yakin bisa "menidurkan" kembali Hogo dalam waktu yang cepat. Andrew sendiri sebenarnya tidak terlalu mengenal Hogo mengingat kepribadian Ryuzaki ini sangat jarang muncul. Tapi entah kenapa dia bisa dengan mudah mengenali Hogo saat dia muncul, bahkan saat dia berubah menjadi Ryuzaki. Dia pernah beberapa kali menanyakan hal itu pada Hogo langsung, tapi dia tidak mau menjawab. Sekalinya dia menjawab bukan waktunya kau tahu hal itu. "Kau! Apa kita tidak pernah bertemu sebelumnya!" ujar Hogo tiba-tiba sambil menunjuk Ricky. "Aku rasa tidak!" jawab Ricky walau dia agak ragu. Jika Hogo adalah kepribadian Ryuzaki mungkin saja mereka pernah bertemu tanpa dia sadari bukan. "Ah.. benar! Lagipula jika kita pernah bertemu kau tidak mungkin seumuran mereka!" celetuknya tanpa sadar. Mereka yang mendengar itu hanya diam karena tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Hogo. Pada akhirnya mereka hanya menganggap itu sebagai angin lalu karena mereka tidak mengerti. "Apa kau tahu sesuatu mengenai kejadian ini?" tanya Andrew pada Hogo. Hogo mungkin psikopat, tapi informasi yang dia berikan selalu akurat. Dan yang lebih penting Hogo itu lebih pintar dari Ryuzaki. Bahkan Andrew akui bahwa Hogo itu sangat jenius, dia tahu berbagai jenis sihir bahkan sihir kuno sekalipun. "Aku rasa ini hanya bagian dari ritual dari pemujaan setan! Tujuannya apalagi selain kekuatan, tapi seputus asa apapun kalian jangan lakukan ini! Ada harga yang harus di bayar saat kau berhubungan dengan kekuatan hitam, dan harga itu tidak murah! Ini hanya sebagian kecil dari harga yang harus kalian bayar!" jelasnya dengan nada malas. "Kau tahu kemungkinan pelakunya?" tanya Andrew lagi. "Aku rasa pelaku pembunuhannya siswa juga! Tapi dalang sebenarnya siapa yang tahu!" katanya seolah tidak peduli. "Ada lagi yang ingin kalian tahu? Jika tidak aku akan pulang ke istana dan bersenang-senang disana!" katanya sambil memperhatikan jarinya, seolah jarinya itu terlihat lebih menarik dari obrolan mereka. "Anda tahu poulia library?" tanya Ricky, Hogo menaikan salah satu alisnya mendengar poulia library. "Kenapa kalian tidak bertanya pada lukisan di sekolah ini? Aku yakin dia tahu sesuatu!" jawabnya sambil tertawa keras seolah itu lucu. "Ah.. maaf aku selalu ingin membunuh orang di dalam lukisan itu, hanya saja selama dia di dalam aku rasa aku tidak akan bisa melakukannya!" Andrew mengernyitkan dahinya, darimana Hogo tahu soal Mr. Snail. Dia tidak pernah membicarakan hal itu dan Hogo tidak pernah muncul, dan kepribadain Hogo juga Ryuzaki sama sekali tidak terhubung. Ryuzaki tidak tahu apa yang terjadi saat Hogo mengambil alih tubuhnya, begitu pun sebaliknya. Tapi sebelum Andrew menanyakan apa yang ingin dia tanyakan Hogo mulai menjelaskan mengenai poulia library. Secara keseluruhan apa yang dikatakan oleh Hogo hampir sama dengan yang dikatakan oleh Oma Maria dan Sir Grant. Hanya saja dia menjelaskan bahwa ada cara untuk bisa kesana, salah satunya tempat dengan distorsi dimensi atau dengan memanggil penjaga perpustakaan itu. "Bukankah ke sana itu dilarang?" tanya David penasaran. "Kata siapa? Kau bisa kesana selama kau yakin bisa keluar dari sana! Selama kau tidak tamak sepertinya kau bisa keluar dari sana, lagipula keluar dari sana tidak sesulit yang dikatakan orang!" jawab Hogo, inilah yang Andrew sukai dari Hogo. Meski dia kejam, tapi dia adalah bank informasi yang cukup dapat dipercaya. Selain itu dia tidak akan memberikan informasi palsu yang akan membahayakannya. Dia bersyukur karena Yui memberikan Hogo sebagai pelindungnya. Walau dia pun tidak bisa lengah karena sikap psikopat Hogo sangat berbahaya. "Bagaimana cara memanggil gamaiun?" tanya Edward penasaran. "Cari saja sendiri! Begitu saja tidak bisa!" dan muncul perempatan di dahi Edward, dia kesal dengan jawaban Hogo. Sepertinya dia memiliki sifat menyebalkan Ryuzaki di dalam dirinya. "Ah.. aku punya bakat membuat orang kesal ternyata!" katanya tanpa dosa. "Untuk memanggil gamaiun cari saja, aku yakin masih banyak buku yang memuat hal itu walau aku tak yakin itu bisa digunakan atau tidak!" katanya sambil tertawa. "Aku rasa harus ke pasar gelap untuk mencari buku seperti itu di zaman sekarang!" kata Andrew, buku-buku seperti itu memang sangat langka sekarang. Menurut Oma Maria banyak yang memanggil monster atau penjaga seperti gamaiun tanpa tahu resiko apa yang mereka lakukan. Dan hasilnya banyak korban berjatuhan, karena itu buku-buku pemanggil dilarang diterbitkan dan ditarik dari semua toko buku maupun perpustakaan dunia sihir. "Kalau begitu pergi saja! Kalian harus sedikit mengeluarkan tenaga kalian untuk mendapatkan sesuatu jangan hanya mau gratis!" kata Hogo membuat mereka berempat kesal. "Sayang sekali! Aku kira akan mendapatkan sesuatu yang menarik saat memasang selubung itu, tapi sepertinya musuh kalian cukup pintar! Aku pergi disini tidak menyenangkan, setidaknya di istana mungkin aku bisa membuat sedikit kekacauan!" ujar Hogo "Jangan pernah menyentuh istriku untuk kesenanganmu! Aku tidak akan tinggal diam jika kau melakukan itu!" ancam Andrew, dia yakin Hogo merencanakan sesuatu untuk Nicole. Bersenang-senang dalam kamus Hogo bukanlah bersenang-senang biasa dan dia tidak ingin terjadi sesuatu pada istri dan calon anaknya. "Aku tidak akan menyentuhnya! Tapi sepertinya menekannya cukup menyenangkan!" katanya kemudian menghilang seperti butiran pasir yang tertiup angin. Selubung yang melindungi percakapan mereka menghilang dan mereka kembali menjadi Alexander, David dan Edward yang seharusnya di sekolah sihir itu. Sementara itu orang yang sedari tadi berdiri di luar selubung, sesegera mungkin pergi dari sana dengan perasaan kesal. Tidak ada informasi apapun yang bisa digali dari sana, dia tidak bisa melihat keberadaan Alexander, David, Ricky maupun Edward dari luar. Tapi dia terlalu takut untuk masuk ke dalam selubung itu. Dia juga tidak tahu siapa yang memasang selubung tersebut. Sungguh pengintaian yang sia-sia pikir orang itu. Di lain pihak, Ricky yang merasa orang yang mengintai mereka pergi mulai membuat pelindung baru. Dia tahu mereka diintai dari tadi, dan dia yakin yang lain pun merasakan yang sama. Tapi melihat tidak ada tindakan dari mereka membuatnya tidak melakukan apapun. Dia yakin mereka melakukan itu bukan tanpa alasan. "Apa kita bisa mempercayai informasi yang dia berikan?" tanya David pada Alexander, karena hanya dia yang tahu mengenai Hogo dengan baik. "Hogo mungkin psikopat, tapi informasi yang diberikan tidak mungkin merugikanku! Dia tidak pernah berbohong padaku sebelumnya!" kata Alexander yakin. "Tapi bukankah Sir Grant bilang kalau untuk tidak kesana!" kata Edward. "Tapi Sir Grant juga mencurigakan menurut saya!" pendapat Ricky "Maksudnya?" tanya Edward "Catatan yang dia berikan memang cukup memiliki banyak informasi, tapi banyak bagian yang rancu seolah banyak yang terlewat dari catatan tersebut!" jelas Ricky, mereka mengangguk memang banyak yang misterius mengenai catatan yang diberikan oleh Sir Grant. "Lalu kita harus bagaimana?" tanya David bingung. "Menurut saya, sebaiknya kita mencoba apa yang dikatakan oleh Tuan Hogo! Sepertinya apa yang dia katakan cukup logis!" kata Ricky "Aku juga setuju!" ujar Alexander. Edward dan David sebenarnya masih ragu, tapi sepertinya mencoba hal yang baru tidak merugikan bagi mereka. Keluar dari dunia batas saja mereka bisa. Mereka juga pasti bisa keluar dari poulia library juga, benar bukan. TBC
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN