“Tarik nafas hembuskan, tenang Gabina! Tenang!” Begitu cara menenangkan diri Gabina saat dia berada di dekat Rain, dimana kedua telapak tangannya membasah dan ia selalu sulit fokus berfikir sebab merasa bahaya akan terjadi. Namun ini sudah jauh lebih baik, Gabina sudah bisa mengontrol dirinya cukup maksimal untuk tetap tenang, tidak seperti hari pertama dimana dia shock lalu pingsan saat bertemu laki-laki itu. Sembari memasak nasi goreng yang diperintah bapak di dapur Gabina terus mengintip bapaknya dan Rain di ruangan tamu, Gabina takut bapaknya dalam bahaya, bisa saja laki-laki itu punya maksud terselubung. Tapi apa? Apa yang dia mau dan dapatkan dari bapak? Entahlah, dulu juga apa yang mereka harapkan dari dia dengan selalu menjahatinya. Gabina berharap bapak tidak banyak menc