“Biar aku yang buka.” Rudi melarang Meisya berdiri dari kursinya. Karena pria itu yang akan membukanya. Rudi segera melepas celemeknya. Ting nong ting nong. Bel itu bersuara lagi. “Sebentar!” Sepertinya teriakan Rudi tak akan terdengar oleh orang yang bertamu, karena jarak pagar rumah dengan pintu ini yang cukup jauh. Rudi pun keluar dari rumahnya dan melihat seseorang tak dikenal mengenakan jaket dan juga helmnya. Dengan segera, ia pun menghampiri pada orang tersebut dan melihat pada wajahnya yang tak asing di balik kaca helm. “Pak …?” sapa Rudi pada orang tersebut. “Pak, saya beri bubur ayam ini untuk bapak dan keluarga di rumah.” Pria paruh baya itu memberikan makanan dalam kotak pada Rudi. Rudi melihat ketulusan pada bapak ini. Dia adalah pria yang kemarin ia tolong ketika da