162. Alya Memang Ular!

1028 Kata

“Ketua tidak memberikan komentar apa pun mengenai, Nyonya. Mungkin nanti bila ketua datang akan melihat dan mengurusnya sendiri. Kami hanya diminta memastikan Nyonya baik-baik saja, sampai ketua pulang nanti.” Purnomo menjelaskan. Meisya pun tersenyum. “Baiklah, kalau begitu. Tolong panggil anak-anak dan Miss Susan.” “Iya, Bu.” Pur pergi, sementara Meisya mulai menikmati makanan yang ada di hadapannya. * Sepasang telinga mencuri dengar dari pembicaraan di meja makan. Matanya tak melihat ke sana, namun telinganya terfokus pada kalimat-kalimat yang terlontar dari percakapan antara Meisya dan Purnomo. ‘Kalau Si Rudi nolak gue tinggal di sini, bisa gawat. Pergi ke mana lagi ya gue? Mana mungkin pergi ke rumah ibu sama bapak lagi. Bisa mati dikebiri aku!’ Alya berpura-pura membersihkan de

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN