199. Dwipa dan Raden

1112 Kata

Pak Dito pun mengantar tamu tersebut untuk masuk ke rumah. Meski tanpa izin tuan rumah, namun satpam penjaga tersebut merasa takut pada orang yang datang, sehingga dia terpaksa mengizinkan untuk masuk. Baju putih senada dengan Rubicon miliknya. Celana pendek, vest putih dan topi putih, juga tak lupa dengan rambut yang memutih. Pria tua bersuara serak itu berjalan dengan tongkat yang diketuk-ketuk pada tanah. Sebenarnya, tubuhnya masih terlalu tegak untuk berjalan dibantu dengan tongkat. Namun seperti pria tua dengan label mantan mafia pada umumnya, dia pasti menyembunyikan sebuah senjata dalam tongkat tersebut. “Khekhekhe. Cucuku mana? Raden ....” Pria tua itu berteriak sehingga membuat langkah bocah kecil yang hendak kembali ke kamarnya pun urung. Raden yang tadinya hendak melanjutkan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN