198. Kamu Berharga

1117 Kata

Setelah satu malam penuh badai hari kemarin, sekarang langit hitam itu penuh dengan bintang bersinar. Bulan sabit pun tersenyum dengan lengkungan tipisnya. Tidak ada awan menggumpal yang menghalangi sinar benda-benda angkasa malam ini. “Terima kasih karena sudah pulang hari ini.” Meisya benar-benar bahagia karena kepulangan Rudi malam ini. Awalnya ia membayangkan tak akan sanggup untuk melalui lagi pergantian hari tanpa sang suami. Raden memang merupakan penghibur yang baik, beruntungnya ada anak itu yang menjadi obat luka hati Meisya. Rudi mengangguk lalu memeluk pinggang ramping milik istrinya. Mereka kini sedang berdiri di balkon kamarnya yang menghadap belakang rumah. Lampu-lampu kota berkelip di bukit seberang menemani malam mereka. “Terima kasih juga sudah menunggu.” Setelah meng

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN