Bagian 18

1589 Kata

“Kamu makan itu aja, Mei. Nggak apa-apa, kok. Masakan aku masih bisa dimakan buat besok, nanti tinggal diangetin ke microwave, selesai, kan?” Rudi terlihat tak ingin mempersulit keadaan. Ia mencari jalan pintas termudah agar masalah sepele ini tak semakin membesar hingga memperburuk kondisi Meisya. Suasana hati Meisya sedang labil dan mudah berubah, ia tak ingin jika hal itu akan memperburuk kondisi janin Meisya. “Udah, kasih aja ke kucing. Masa kamu mau ngasi ke istri kamu makanan kemarin?” seloroh Satya yang menyudutkan Rudi. Rudi hanya tersenyum dan tak menimpali. Sementara itu, Meisya malah memberingsut. Suasana hatinya sudah terlanjur kesal. Orang tuanya sama sekali tak mau mendengarkan dirinya. Apa salahnya, sih? Sekali saja mereka percaya? Bukankah kemarin Rudi bahkan membuktik

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN