Menjelang pagi Shelo memutuskan untuk bertemu manajernya di kantor managementnya. Ia menatap tampilannya yang menurutnya lumayan cantik. Shelo memakai jeans dan baju kaos ketat yang kenempel ditubuh indahnya dan tak lupa cardigan biru menutupi kedua lengannya. Ia mengambil tas selepangnya dan melangkahkan kakinya menuju lift.
Shelo masuk kedalam lift namun tiba-tiba bulu kuduknya meremang saat melihat laki-laki dengan rahang berbulu yang sedang berdiri disampingnya. Laki-laki itu memakai baju kaos dan celana pendek beserta sandal jepit.
Gue aneh sama bule-bule ini, kenapa ya suka banget memelihara bulu. Lagian ya, ini orang nggak kerja apa? Dasar kebiasaanya, bisa-bisanya dia menghabiskan uanghya hanya untuk liburan. Liburan? Sepertinya enggak deh... dia ini paling bule yang sukanya mabuk dan menghaburkan uangnya.
Shelo berusaha tak ingin melihat wajah tuan berbulu. Ia lebih suka menatap perut tuan berbulu yang sepertinya memiliki banyak kotak yang terbentuk dari otot-otot perutnya.
"Dasar wanita tidak sopan, pikiranmu sungguh kotor. Apa yang kau lihat?" Tanyanya dingin.
"Nggak ada, lagian mata-mata saya kenapa anda yang kesal!" ucap Shelo.
"Kau wanita tidak sopan. Apa keluargamu tidak mengajarkan sopan satun kepadamu?" Ucap laki-laki itu membuat Shelo kesal.
"Hey...tuan berbulu mirip kera sakti, jangan bawa-bawa keluarga ya! Dasar gila. Harusnya kamu berkaca dan lihat bentukmu yang mirip kera. Apakah keluargamu akan bangga dengan gembel gila sepertimu!" Kesal Shelo.
"Tutup mulut sampahmu!" Ucap laki-laki itu.
Ting...lift terbuka dan tiga orang penghuni lainnya masuk kedalam lift dan memberi hormat kepada laki-laki itu dengan menundukkan kepalanya.
Ternyata bukan hanya gue yang tidak suka melihat bulunya. Buktinya mereka semua menuduk tidak ada yang ingin menatapnya.
Tidak ada pembicaraaan diantara mereka karena kehadiran penghuni lain didalam lift membuat keduanya memilih untuk tidak berdebat. Ting....lift terbuka, Shelo segera keluar tanpa meghiraukan penghuni lainnya yang sepertinya mengenalnya.
Shelo keluar dari lobi Apartemen, ia menunggu taksi yang telah ia pesan. Ia segera membuka pintu taksi namun laki-laki itu mendorong shelo hingga shelo tidak bisa masuk ke dalam taksi dan laki-laki itu segera masuk kedalam taksi sambil tersenyum senang.
"Hey, tuan berbulu....Saya yang telah memesan taksi ini!" Kesal Shelo.
"Jalan pak!' Ucap laki-laki itu tanpa melirik shelo yang mengetuk jendela mobil.
Dasar makhluk berbulu kampret....
Shelo menghentakkan kakinya dan mundur perlahan ketika suara supir taksi memohon maaf kepadanya. Ia memutuskan untuk berjalan dan menatap kesal taksi yang melaju dengan makhluk berbulu itu.
"Itulah kenapa gue benci makhluk berbulu, mereka mengesalkan! Kucing, anjing, sapi, kambing,ayam arghhhh...termasuk makhluk berbulu tadi...aku benci!!!"
Shelo berjalan dengan wajah yang ditekuk, namun sebuah mobil menghentikan langkahnya. "Masuk Shel!" Ucap laki-laki tersenyum manis.
"Shelo memutuskan untuk masuk dan tersenyum melihat lelaki yang ada disebelahnya "Makasih Dai" ucapnya.
"Sama-sama, ada pesan Mami, Shel. Lo di suruh Mami buat pakek mobil Mami!" Jelas Davi.
Shelo menggelengkan kepalanya "Nggak usah Dai gue nanti merepotkan!" ucap Shelo.
Davi, laki-laki ini merupakan biang masalah dalam hidupnya. Karena laki-laki inilah Shelo kehilangan papi tercinta. Davi adalah orang yang menabrak papinya. Sebenarnya Davi juga tidak bersalah saat itu, Shelo tahu jika Papinya sedang kebingungan karena hutang-hutang perusahaanya. Papinya tidak ingin membuat Shelo sedih dan menderita karena harus hidup dengan banyak hutang. Oleh karena itu papinya berniat mengakhiri hidup dengan cara kecelakaan agar ansuransi jiwanya bisa menutupi hutangnya. Davi merupakan Adik Revan Dirgantara dan Davi ini juga adalah Kakak angkat Shelo.
"Kamu mau ke management?" Tanya Davi.
"Hmmm iya Dai, aku telah banyak melanggar kontrak dan itu harus aku bayar!" ucap Shelo.
"Nggak Shel, kontrak kamu sudah habis disana dan mereka tidak ingin memperpanjang kontrakmu!" Ucap Davi.
"Tapi setidaknya mereka menjengukku untuk memberitahuku Dai!" ucap Shelo sedih.
Davi menepuk pundak Shelo "Datang ke perusahaan managementku! Aku akan membantumu. Sekarang aku tidak menangani perusahan itu lagi karena aku sibuk membantu Papi tapi jika kau membutuhkan pekerjaan kau bisa menjadi manajer atau model lagi jika kau masih laku hehehe" kekeh Davi membuat Shelo kesal.
"Nggak usah ngehina gitu Dai, aku masih cantik untuk ukuran model" kesal Shelo.
"Tapi dunia kita ini kejam Shel, cukup untukmu bertahan disana, uang yang berkuasa. Aku harap kau tidak melakukan hal gila lainnya!" ucap Davi.
"Aku tidak akan pernah menjual tubuhku ke para produser atau penanam saham Dai, kau tahu siapa aku. Aku mencapai pretasi itu dengan usahaku sendiri. Jika aku tidak bisa kembali ke dunia model aku akan memikirkan tawaranmu!" ucap Shelo.
Davi tersenyum "Setidaknya kau bisa bertemu calon suami pontensial diperusahaanku!" Goda Davi
"Anjrit....Kau Dai, harusnya kau bersikap seorang kakak yang baik untuk melindungi adikmu. Kau harus menyeleksi lelaki yang mencoba mendekatiku" kesal Shelo.
Hahahahaha.....
Davi menertawakan Shelo hingga perutnya sakit. mereka memasuki kantor managemen Shelo. "Aku tidak bisa menunggumu Shel, setelah ini ingat pesanku! Kau pulang ke rumah menemui Mami atau kau akan dimarah nenek sihir Anita. Kau tahu betapa kejam pasangan iblis itu" ucap Davi mengingat Kakak tertuanya dan Kakak iparnya yang memiliki sifat pemaksa.
"Iya, aku tahu. Aku tidak ingin kak Anita memaksaku bekerja di perusahaan keluarganya dan bertemu para sepupumu yang menggoda jiwa dan ragaku" ucap Shelo mengedipkan matanya membuat Davi bergidik ngeri. Keluarga Anita merupakan anak dari pemilik beberapa perusahaan yaitu Alexsander group yang juga memiliki para pangeran tampan dan kaya raya. Para saudara Anita memiliki wajah tampan campuran Indonesia Jerman. Mereka juga adalah sepupu Davi. (baca: si dingin suamiku).