Kaki Pendek

1226 Kata
Setelah kejadian perdebatan antara Ily dan Saka di ruang tamu, kini keluarga Thomas berada didepan meja makan. Abimanyu duduk ditengah sebagai pemimpin, disamping kanannya ada Aryan, Bella, Rimba dan disamping kirinya ada Abraham, Pricillia, Ily dan Saka. Seharusnya Ily berada didekat Rimba tapi Pricillia memintanya untuk duduk disampingnya. "Ily mau apa? Biar mami ambilin" ujar Pricillia "Cil biar Ily makan dulu, jangan ditanya mulu!" Tegur Abimanyu "Iya, ayah" Pricillia tersenyum pada mertuanya "Ily suka kepiting? Biar mama ambilin" Kali ini Bella yang bersuara "Nggak usah, ma. Ily alergi kepiting" jawab Ily merasa tidak enak "Oh benarkah? Hutan sama Trenggiling juga alergi kepiting. Wahhhh" Rimba menatap Saka jengah, sepupunya itu suka sekali melebih-lebihkan. Seperti saat ini, wajahnya begitu sumringah mengetahui Ily mempunyai alergi yang sama dengannya. Bukan cuma Saka, yang lainnya juga sependapat. "Rimba, Saka! Bukan hutan, nggak sopan sama kakak sendiri" Berkali-kali Arham menegur anak bungsunya itu untuk tidak memanggil Rimba dengan sebutan hutan. "Sama aja, pi. Rimba artinya hutan. Apa yang salah kalau Saka manggil dia hutan? Iyakan Mirand---" Ily langsung melotot kearahnya saat akan menyebut nama Miranda Kerr, Saka berdehem dan menyenggol-nyenggol tangan Ily setiap Ily mau memasukkan makanan dalam mulutnya. Ily menggerutu karena kelakuan Saka membuatnya terganggu. Seandainya dia bukan orang baru di rumah itu sudah pasti piringnya sudah mendarat diwajah Saka. Kelakuan Saka dan Ily tak luput dari pandangan orang-orang yang disana. Mereka yakin jika tidak lama lagi Saka dan Ily bisa dekat seperti yang mereka inginkan. Berbeda dengan Rimba yang menatap adiknya tak suka. Mereka takut jika Rimba akan berbuat jahat pada Ily tapi disatu sisi mereka yakin Rimba tidak akan melakukannya karena dia sudah tau jika Ily adalah adik kandungnya.                                * * * Ily memperhatikan seluruh penjuru kamarnya. Benar-benar indah, Ily tidak pernah membayangkan memiliki kamar seperti ini. Kamarnya terbagi beberapa bagian, bagian depan ada sofa untuk bersantai, ada ruangan khusus belajar, tempat tidur, walk in closet yang dipenuhi barang-barang mewah dan juga kamar mandi yang tak kalah indah. "Gimana? Kamu suka?" Ily mengangguk dan berterima kasih. "Nggak usah berterima kasih sayang, semuanya milik kamu" Bella mengelus pipi Ily sayang, meski Ily bukan anak kandungnya dia tetap menyayanginya. Ily memeluk Bella erat, ada perasaan senang dan terharu karena apa yang dipikirkannya tidak terjadi. "Mami nggak dipeluk juga?" Celetuk Pricillia baru masuk ke kamar Ily Mami adalah panggilan Pricillia dari anak dan keponakannya, sedangkan mama panggilan khusus untuk Bella. Mereka memang sengaja dipanggil mama dan mami oleh anak-anaknya agar lebih dekat dengan yang lain. "Sini Ily peluk" Ily berjalan memeluk Pricillia. Ya setidaknya orang-orang disini juga menyayanginya meski tidak semua.                                 * * * Grup Congak Leon Abraham K : jalan yuk Saka R Thomas : gue sibuk Axel Dirgantara : sibuk apaan, palingan dengerin ceramah dari tante Saka R Thomas : emang, dengerin wejangan dari emak itu nggak dosa, malah dapat pahala Saka R Thomas : emang gue itu lo, Axel Dirgantara : emang bukanlah, jelas-jelas gue AXEL DIRGANTARA Leon Abraham K : jadi nggak nih? Saka R Thomas : lain kali aja, gue nggak bisa malam ini Axel Dirgantara : gue juga Leon Abraham K : ayo dong! Saka mematikan ponselnya kemudian keluar dari kamarnya. Saka menuju pintu bercat putih bertuliskan Queen Ily. Saka menghela napas panjang, dia tidak pernah berpikir jika Masyanya ternyata adik sepupunya. Mungkin itu alasan mengapa Saka tertarik mengetahui Ily karena mereka memiliki darah yang sama. Belum juga tangannya sampai dipintu untuk mengetuk, pintu telah terbuka memperlihatkan Ily yang menatap bingung. "Kamu mau mukul kepala aku?" Saka menurunkan tangannya yang masih tergantung diudara "Emangnya lo mau gue pukul?" Tanya Saka balik "Emang kamu berani?" Tantang Ily "Anak laki mah nggak kenal takut" sombong Saka "Sama cewek juga berani?!" "Cewek? Ya nggaklah, emang gue b*****g apa?!" "Yakali aja" Ily meninggalkan Saka yang mengomel. Saka mengikuti Ily kemana gadis itu pergi. Setelah berjalan dan tidak sampai juga akhirnya Saka bertanya kemana tujuan Ily "Aku mau ke dapur" Ily menoleh kesana kemari, dia juga bingung dimana letak dapur karena rumah itu terlalu besar "Dapurnya bukan disini tapi disana!" Tunjuk Saka "makanya nanya jangan sok tau!"  Ily mengerucutkan bibirnya kesal, bagaimana bisa bertanya jika pria itu mengomel terus tanpa mempersilahkan Ily mengeluarkan suaranya. "Yaudah anterin aku!" Ketus Ily "Ayo!"  Saka berjalan cepat namun langkahnya terhenti saat merasa tidak ada orang disampingnya. Saka menoleh kebelakang melihat Ily yang berlari kearahnya. "Lo ini kalau jalan lelet banget ngalahin keong aja" "Kamu tuh yang jalan terlalu cepat" ketus Ily "emang gampang apa ngikutin kamu?" "Yang minta lo ngikutin gue siapa? Jalan disamping gue!" Balas Saka "Meski aku jalan disampingmu tetap aja nggak bisa, liat tuh kakimu panjang banget!" Ily menatap kaki Saka dari bawah sampai kepala, Saka benar-benar tinggi, Ily saja hanya setinggi bahunya. Saka tersenyum memegang kepala Ily. "Bukan kaki gue yang panjang tapi kaki lo yang kependekan" ledeknya "Tap---" "Ayo!" Saka menarik tangan Ily dan sedikit memperlambat langkahnya. Saka tau jika Ily sekarang sedang mengumpat. Dan itu terdengar lucu untuknya. Sepertinya dia akan betah tinggal di rumah.                                 * * * Setelah dibawa Saka berkeliling rumah, Ily berhenti memperhatikan sebuah foto besar tertempel didinding. 2 orang wanita dan 7 pria. Mereka tersenyum bahagia menghadap kamera. "Bukankah gue tampan? Liat foto gue, gue benar-benar keren" Saka menunjuk gambarnya di foto itu dengan angkuh, tapi faktanya memang seperti itu. Siapapun yang melihatnya pasti mengatakan yang sama. Ily mendelik, bagaimana bisa ia memiliki sepupu sepertinya. Baru bertemu beberapa kali saja Saka selalu menggannggunya apalagi sekarang yang jelas-jelas sepupu dan mereka tinggal ditempat yang sama. "Apa mereka yang bernama Lingga dan Garha?" Tunjuk Ily pada gambar kedua pria yang tidak pernah ia lihat, lebih tepatnya dia tidak melihatnya tadi. Yang dia tau hanya Saka yang disampingnya dan Rimba yang dingin padanya. "Ya, lo udah dengar dari papa, kan?" Ily mengangguk. Sebelum datang kemari Aryan memang sudah menceritakan tentang keluargannya. Aryan memiliki 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan yaitu Ily. Nama kedua anaknya adalah Rimba Allarick Thomas dan Lingga Stefano Thomas. Aryan juga memiliki keponakan yang sudah seperti anak kandungnya bernama Sagarha Rivano Thomas dan Saka Rivano Thomas. Baginya mereka adalah harta keluarga Thomas. Dan sekarang harta Thomas bertambah setelah kedatangan Ily. Queenesya Pricilya yang sebentar lagi nama Thomas akan melekat dalam namanya. Aryan bilang, jika Ily sampai dirumah dia tidak akan melihat kedua saudaranya, Lingga dan Garha karena mereka berada diluar negeri untuk kuliah. "Benar." Saka mengangguk mendengar Ily bercerita "yang itu Lingga" Saka menunjuk pria tampan yang berdiri disampingnya "dan yang itu Garha yang disamping Rimba. Mereka kuliah di London dan bentar lagi mereka kembali." Ily memperhatikan yang dimaksud. Lingga, Garha dan Saka tersenyum sedangkan Rimba hanya menatap kamera tanpa ekpresi. Ily bisa meyimpulkan jika orang yang bernama Lingga dan Garha tidak beda jauh dengan Saka sedangkan Rimba, uhhhh boro-boro. Ily tidak mau berlikir mengenai itu.                                 * * * Ily menaiki ranjang dengan memakai piyama dengan gambar hello kitty. Sebelum merebahkan tubuhnya ia mendengar suara pintu dibuka. Ily tersenyum melihat Aryan dan Bella memghampirinya "Apa kami ganggu?" "Nggak kok pa" bantah Ily "papa sama mama ngapain kesini? Mau bicara sama Ily ya?" Tanya Ily bingung. Bella tersenyum mencium kening Ily. "Mama sama papa cuma mau ngucapin selamat malam sama putri kami" "Iya, sekarang Ily tidur!" Aryan merebahkan tubuh Ily dan menaikkan selimut sampai dagunya. Aryan memintanya untuk menutup mata, setelah itu mencium kening putri dengan sayang. Tiada kebahagian yang pernah Aryan rasakan saat bertemu dengan putri kecil. "Good night my princess." Bersambung. . .
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN