"Ndra, gak usah dimasukin garasi motornya," cegah Ustadzah Indah. "Kenapa Teh?" tanyaku dengan masih tak berani menatap wajahnya yang sembab. "Bawa aja ke rumah Ndra, motornya. Teteh besok berangkat pagi dari sini. Harus nyiapin kostum anak-anak vokal. Lagian kemungkinan besok suami teteh juga ada, rencananya dia mau nonton pagelarannya, jadi besok pasti pulang." Ustadzah Indah menatapku dengan bola mata yang masih sedikit berkaca-kaca. "Teh, maafin segala kekhilafan Ndra," ucapku seraya kembali menunduk. "Udah gak usah dibahas Ndra, kita sama-sama salah dan khilaf. Bawa aja motornya, pake ke sekolah, bukankah besok latihan terakhir setelah Ndra pulang sekolah." Ustadzah Indah, memungkas ucapanku. "Iya Teh," balasku pelan. "Ini buat bensinnya, besok." Ustadzah Indah menyodorkan dua l