"Kamu pengen aku siram kopi lagi?!" "Emang kamu berani?" Lp memberi respon dengan santai. Bahkan tidak ada rasa was-was pada dirinya. Ya bagaimana bisa was-was karena di ruangan ini tidak ada kopi. Jadi Lp aman dari siraman kopi. Kalau yang lain, ia tidak tahu. "Ck, ingat satu hal. Aku hanya akan menghargai kamu di jam kerja, selain itu jangan harap." Jihan memberi peringatan agar Lp tidak mencari masalah dengan dirinya di jam kerja. Bahaya, bisa-bisa Jihan bertindak kelewatan. Lp tersenyum tipis. Bahkan senyum yang tidak bisa dideteksi oleh Jihan sama sekali. "Jihan, aku butuh jasnya malam ini." Bahasa Lp berganti menjadi tidak formal lagi. "Belum dicuci, kamu ngerti nggak sih?" Jihan jadi emosi sendiri. Apa perlu ia mengatakan dengan toa agar Lp benar-benar mengerti. Ternyata kalau