Jejak keenam

1683 Kata
Seorang pria berjalan menyusuri koridor rumah sakit, ia hendak menemui anak dari tuannya. Pria itu adalah Daichi, orang suruhan atau anak buah setia Kwang Zu. Daichi terdiam mengingat kejadian sebelumnya. Daichi berjalan santai ke rumah di ujung sana. Ia terpaksa berjalan karena mobil yang ia pakai tiba-tiba berhenti dan tidak mau menyala. Setelah menelfon seorang montir ia segera berjalan menyusuri jalan setapak menuju kediaman tuannya sendiri. Tetapi, saat sampai Daichi melihat dua kendaraan yang terparkir rapi di halaman dengan Kwang Zu. Awalnya Daichi sendiri tak menaruh rasa curiga, ia masih berpikir jika mobil itu adalah milik rekan kerja Kwang Zu. Namun, ketika terdengar sebuah tembakan berhasil membuatnya terkejut. Daichi menatap nanar ke dalam rumah saat melihat Kwang Zu tengah berbicara dengan seseorang. Hal anehnya adalah mimik wajah Kwang Zu tampak marah. Daichi menjadi curiga jika pasti terjadi sesuatu di dalam sana. Ia menatap dari jauh untuk sekedar memantau. Tidak mungkin jika Daichi tiba-tiba masuk, karena dirinya tak mau memperburuk keadaan siapa pun di sini. Ia melihat Kwang Zu membawa anaknya ke arah dapur. Daichi memiliki firasat buruk, ia berinisiatif untuk melindungi anaknya Kwang Zu yang masih kecil. Dengan hati-hati dia mengambil kesempatan untuk pergi ke dapur menggunakan halaman belakang rumah Kwang Zu. Daichi segera mengitari pelataran itu dengan hati-hati Saat sampai Daichi melihat Kwang Zu yang dengan geram datang kembali ke ruang tamu. Hal itu menjadi celah baginya untuk mengambil anak Kwang Zu yang ia sembunyikan di lemari dapur. Daichi mengambil Lee Zin, anak semata wayang Kwang Zu yang tengah menangis ketakutan karena sang ayah pergi meninggalkannya. Daichi menutup mulutnya dengan satu jari simbol untuk Zin tidak lagi menangis. Beruntungnya Lee Zin menurut untuk mengikuti Daichi pergi dari sana. Jadi, Daichi tak membuang waktu banyak. Saat Daichi akan pergi dia mendengar dua tembakan dan teriakan dari Kwang Zu. Tentunya Daichi Ingin sekali membantu Kwang Zu, tetapi Daichi tidak bisa. Ia harus menjaga anak tuannya ini, karena Daichi tahu betul bagaimana Kwang Zu mencintai Zin Ia juga sudah tahu jika Kwang Zu akan keluar dari pekerjaannya sebagai mafia agar demi bisa merawat anaknya. Makanya, saat ia merasakan hal buruk akan terjadi, Daichi lebih mengutamakan menyelamatkan anaknya Kwang Zu, yaitu Lee Zin. Daichi dengan secepatnya keluar dari rumah dan menyembunyikan Lee Zin di balik semak-semak. Ia berniat untuk menyelematkan Kwang Zu. Saat masuk kembali ke dalam rumah, Daichi mendengar suara mobil yang dinyalakan. Dilihatnya keluar dan memperlihatkan dua mobil tadi yang berlalu pergi keluar rumah Kwang Zu. Daichi meringis ketika melihat tuannya terbujur lemah tak berdaya di lantai. Kedua kakinya mengeluarkan banyak darah hingga membanjiri lantai di sekelilingnya. Luka memar yang menyebar di seluruh tubuh Kwang Zu sudah cukup membuktikan jika sekarang Kwang Zu tengah kritis. Dengan cepat Daichi mengangkat tubuh Kwang Zu lalu membawanya keluar rumah melalui halaman belakang. Daichi takut jika dua pria itu ternyata masih ada di sana. Saat tiba di luar, terdengar sebuah ledakan melengking penuh kengerian. Sebuah dentuman yang sangat menyakiti telinga kala mendengarnya. Suara itu berasal dari belakang tubuh Daichi. Sontak membuatnya menatap ke belakang, alangkah terkejutnya Daichi kala melihat rumah tuannya Kwang Zu sudah terbakar dan tertelan oleh kobaran api yang kian membesar. Daichi meringis dan segera membawa tubuh Kwang Zu untuk segera menjauh. Setelah itu ia mengeluarkan ponsel miliknya dan menghubungi pemadam kebakaran serta ambulance untuk Kwang Zu. Tak berselang lama, ambulance dan pemadam kebakaran datang. Kwang Zu segera dilarikan ke rumah sakit, tak lupa anaknya Lee Zin ikut diperiksa. Tetapi ketika sampai di rumah sakit, Kwang Zu menghembuskan nafas terakhirnya. Kwang Zu sudah cukup banyak mengeluarkan darah, dan luka-luka di tubuhnya juga fatal hingga membuatnya berakhir tragis. Daichi melihat dari luar kamar anak dari Kwang Zu, Lee Zin sedang tertidur pulas. Ia meringis ketika mengingat perkataan Kwang Zu sebelumnya. Flashback On Daichi naik ke mobil ambulance dan ikut bersama Kwang Zu yang terbujur lemah tak berdaya. Saat dokter tengah memberikan pertolongan pertama untuknya, Kwang Zu menitipkan sebuah pesan. "Da-daichi ..." lirih Kwang Zu sontak membuat pria itu menoleh menatapnya. "Iya Tuan? " balas Daichi gemetar. Ia tak tega melihat tuannya yang tragis seperti ini. Jika bisa bertukar tubuh, ia mungkin lebih baik menukar tubuh tuannya dengan tubuh miliknya agar Daichi saja yang merasakan kesakitan itu dan bukan Kwang Zu. "Uhuk, sepertinya waktuku tidak banyak. Aku ... Aku ingin kau menjaga anakku Lee Zin, ja-jangan sampai ia bertemu dengan Carlos atau pun lainnya, aku mohon ... ini permintaan terakhirku," ujar Kwang Zu yang terlihat berusaha untuk membuka matanya. "Tuan, Tuan tidak boleh berkata seperti itu, Tuan pasti bisa selamat. Tuan pasti bisa menjaga Lee Zin, bukankah ini keinginan, Tuan? Menjaga Lee Zin dan melindunginya?" balas Daichi. Ia mengatakan hal itu bukan karena dirinya yang tak mau mengurus Lee Zin. Tetapi Daichi tidak ingin berpisah dengan Kwang Zu untuk selamanya. Terlebih lagi, ada anak kecil yang harus diperjuangkan oleh Kwang Zu sekarang. Daichi tahu... Zinlah yang lebih membutuhkan Kwang Zu daripada siapapun. Dan hanya Kwang Zu yang bisa menentramkan hatinya Kwang Zu tersenyum, "kumohon, aku ingin pergi dengan damai," ucapnya parau. "Ini perintah! Kau tidak boleh membantahnya," tambahnya lagi. Daichi terdiam sesaat, dia kala seperti ini tuannya masih saja keras kepala. Ia mengangguk lemah, pasrah akan yang Kwang Zu perintahkan. "Tuan juga harus berjanji padaku, kalau Tuan bisa melewati semua ini," ujar Daichi menatap Kwang Zu yang tersenyum tanpa membalas perkataannya. Namun, setelah sampai di rumah sakit Kwang Zu menghembuskan nafas terakhirnya. Ia telah tiada dan pergi meninggalkan semuanya selama-lamanya. Flashback Off Daichi sangat terpukul harus kehilangan tuan yang selalu ia hormati untuk selamanya. Tetapi kala mengingat anak yang dititipkan Kwang Zu membuatnya menjadi lebih semangat. "Aku sudah bertekad tuan, aku akan selalu merawat dan menjaga anakmu hingga titik darah terakhirku, aku berjanji padamu tuan," tekad Daichi yang memperhatikan Lee Zin kecil tengah tertidur. "Pak, untuk pemakamannya sudah disiapkan," ucap seorang pria pada Daichi. Daichi meliriknya sekilas lalu mengangguk kecil dan mengikuti pria tadi pergi keluar. Ia sudah mempersiapkan pemakaman Kwang Zu yang digelar secara tertutup. Hanya orang tertentu yang hadir dan mengantarkan Kwang Zu di peristirahatan terakhirnya. Ia mengingat ucapan Kwang Zu yang mengatakan untuk menjaga anaknya Lee Zin dari Carlos dan masa lalu Kwang Zu sendiri. Karena itu, di pemakaman Kwang Zu, sengaja Daichi tidak mempublikasikannya pada semua orang. Ia takut, jika ada kabar yang datang menghampiri Carlos tentang anaknya Kwang Zu yang masih hidup. Daichi mengganti pakaiannya yang berlumuran darah Kwang Zu dengan pakaian serba hitam. Tak lupa kaca mata hitam yang bertengger manis di hidungnya, juga topi hitam yang menutupi kepalanya. Ia menatap proses penguburan jenazah Kwang Zu. Hatinya meringis kala mengingat penyebab kematian Kwang Zu adalah karena ia tak ingin menjadi seorang mafia kembali. Kwang Zu gugur malah saat dirinya beeusaha insyaf. Tak mau terjun dan melukai siapa pun demi seorang anak. Inilah yang Daichi takutkan, sebelumnya Kwang Zu sempat menceritakan jika ia akan keluar dari pekerjaan kotornya. Kwang Zu tidak ingin jika anaknya Lee Zin besar nanti akan mengikuti jejak ayahnya. Atau, kehidupan masa kecil Lee Zin akan hilang karena pekerjaan ayahnya sendiri. Jujur saja, kala Daichi mendengar penuturan Kwang Zu ia teramat senang. Karena akhirnya Kwang Zu kembali memikirkan masa depannya dan tidak berlarut dalam kesedihannya ketika isterinya sendiri meninggalkannya di hari bahagianya, yakni ketika Lee Zin lahir. Daichi menyemangati Kwang Zu atas keputusannya, tetapi ia juga menahsehati Kwang Zu, karena pasti tidak semua orang senang dengan keputusannya terlebih lagi teman-teman pekerjaannya. Kwang Zu juga berbicara jika ia sudah memikirkan matang-matang keputusannya ini. Ia juga sudah siap dengan segala konsekuensinya nanti. Menurutnya lebih baik menyerah sekarang daripada memaksa untuk melanjutkannya namun hasilnya tetap sama saja atau bahkan memperburuk keadaannya. Tetapi mengenai kematian Kwang Zu sendiri tidak memperhitungkannya, karena itu Daichi sangat terkejut sekaligus terpukul dengan kematian Kwang Zu. Ingin dirinya membalas dendam, namun mengingat wasiat terakhir Kwang Zu membuatnya mengurungkan niat. Daichi harus merawat anaknya, dan menjaga agar tidak ada siapa pun dari masa lalu Kwang Zu yang datang pada Lee Zin, ia harus memastikan itu. Kwang Zu kini hanya sebatas kenangan, Daichi tak bisa memutar balik waktu. Ia hanya bisa berandai tanpa ada jawaban dan menyalahkan takdir untuk semua yang terjadi. Sebuah pekerjaan yang paling melelahkan yaitu terus terbuai dalam kata seandainya, meski logika memahami itu tak akan lagi terjadi Seluruh pikiran dan hatinya Daichi penuh dengan rutukan dan hinaan untuknya sendiri. Menyalahkan takdir pun percuma, karena pada akhirnya hanya ada pil pahit yang harus ia telan bulat-bulat. Karena itu, Daichi berjanji pada dirinya sendiri. Demi menebus kesalahannya, ia akan menjaga, merawat dan melindungi Lee Zin sampai ia juga menyusul Kwang Zu. Daichi akan melindungi Lee Zin dari segala bahaya yang mengintainya mulai saat ini. Lee Zin sudah menjadi tujuan hidupnya tentunya juga dengan anak kandungnya sendiri, Eiji Setelah pemakaman Kwang Zu selesai, Daichi segera membawa Lee Zin ke rumahnya yang baru. Daichi pindah kota agar Carlos atau teman-temannya Kwang Zu tak dapat menemukan keberadaan Lee Zin. Sebelumnya ia mengganti identitasya dan pindah ke lingkungan yang benar-benar baru. Agar memastikan Lee Zin selamat, Daichi bahkan merubah statusnya menjadi kalangan biasa. Ia tak mau mencolok dan tak ingin terkenal, sesungguhnya kekayaan Kwang Zu yang diberikan pada Lee Zin Daichi sembunyikan. Ia tak mau jika nanti karena kekayaan Kwang Zu sendiri menjerumuskan Lee Zin dari segala mara bahaya. Ia hanya memakai harta Kwang Zu secukupnya, dan tidak berlebihan. Menggunakannya jika ia memang benar-benar butuh, tidak mau foya-foya dan membuatnya menjadi terkenal. Menjaga Lee Zin tercukupi segala kebutuhannya. Daichi benar-benar melakukan semua ini dengan baik. Asalkan Lee Zin selamat, itu sudah lebih cukup darinya. Ia juga memiliki seorang anak, namanya Eiji. Kebetulan seumuran dengan Lee Zin, namun sayangnya Eiji tak seberuntung Lee Zin. Semenjak kecil Eiji memiliki sebuah penyakit mental yang membuatnya menganggap seperti masih kecil walau di usia dewasanya nanti. Ia sudah menganggap Lee Zin seperti anak kandungnya sendiri. Tanpa membeda-bedakan atau mengistimewakan salah satunya di antara Lee Zin dan Eiji sendiri. Daichi berharap Lee Zin dan Eiji bisa akur dan saling membantu satu sama lain layaknya saudara. Sungguh ia tidak ingin pilih kasih antara Lee Zin dan Eiji, namun ternyata semua itu tidak benar. Saat Lee Zin menginjak usia remaja, ia melihat jika ayahnya Daichi sangatlah tidak adil padanya. Dan itu membuatnya menjadi nakal dan menjerumuskan pada konflik bathin yang menjeratnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN