23. Selongsong Cemas

1668 Kata

Daniel merebahkan badannya di sofa penginapan yang ia tempati saat ini. Terlentang menatap lekat langit-langit kamar, dia mulai mengingat kembali rentetan demi rentetan kejadian dari siang hingga petang hari ini. Hatinya cemas bukan main! Entah apa yang ia cemaskan, lelaki itu juga bingung. "Jadi, kamu ini seorang non muslim, Dan? Kalau boleh saya tahu, kenapa hari ini kamu ikut berpuasa?" Pertanyaan dari abi Faidh kembali terngiang. Sehabis buka bersama, Faidh mengajaknya berbincang sejenak sebelum ia pamit. Awalnya Daniel sangat berharap jika tadi ia bisa bercengkrama dengan Assyfa. Akan Tetapi keinginan itu harus ia tahan sejenak karena ternyata malah Abi Faidh yang mengajaknya ngobrol. Entah dorongan dari mana Daniel seperti terhipnotis! tak sadar lelaki itu bercerita tentang ki

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN