Diam salah Bicarapun ragu Sebab itu Seringkali orang memilih untuk menutupi perasaannya sendiri ☂☂☂☂☂ Raira menghentikan mobilnya didepan gerbang rumah minimalis bercat abu-abu itu. Rumah itu masih sama seperti saat ditinggalkanya. Ayunan tempatnya biasa duduk menikmati malam masih pada posisinya diantara taman bunga anggrek yang selalu dipeliharanya dengan penuh cinta, peninggalan almarhum bapak. Kursi goyang tempatnya biasa menanti kepulangan Arfan ketika lelaki itu lembur pun masih tertata manis di teras berkeramik putih itu. Ingatannya berkelana, memori kala ia bercanda dengan sang suami di halaman rumah menguar, “Kamu dari mana Ra?” Raira memalingkan wajahnya, baru saja ia melangkahkan kaki memasuki halaman rumah setelah sepuluh menit berjalan dari simpang menuju rumahnya.