Bab 3

1311 Kata
Judul: My Baby Boy Author: Niwi Time link: https://m.dreame.com/n****+/W0Y8xoseVUe7AmUK2HtQIA==.html _____________________________________ Masih dalam proses revisi ... Setelah sampai ke rumah, Nadya mengajak Dea duduk santai di ruang tamu sedangkan Adit bermain dengan mainannya di atas karpet depan sofa. "Sekarang nih aku cerita? " " Iyalah, aku sudah penasaran banget. " " Siapin tisu ya, kamu kan mudah menangis gitu. " Flashback on Di sebuah rumah yang megah seorang wanita menangis menatap sang suami bersama dengan wanita lain berdiri tegap di hadapannya. " Gak usah nangis gitulah, pusing saya dengerin kamu nangis kayak gitu! "bentak sang suami sembari menyerahkan amplop coklat tepat ditangan istrinya. " Andai kamu menolak perjodohan ini mungkin hidupku tidak serumit ini. " " Dan ya, aku menceraikanmu bukan tanpa alasan karena kamu memang wanita mandul dan tenang saja soal mamaku, dia sudah menyetujuinya. "ujarnya lagi menatap rendah pada wanita yang terduduk di hadapannya dan masih menangis. " Mas jangan lakukan ini, jangan ceraikan aku mas. " " Jangan ceraikan gimana? Pernikahan kita sudah hampir 6 tahun dan ditambah perjodohan waktu kita sekolah dulu. Sudah lama Nadya! Sudah lama! Mana yang kata mamahmu, kamu wanita sehat? Jelas-jelas anaknya mandul tetep maksain nikah sama aku! "teriak sang suami padanya. " Aku tidak mandul mas dan lagi kamu jangan bawa bawa nama mamahku di dalam masalah rumah tangga kita. Mamahku tidak salah! "balas Nadya tak terima lalu dirinya berdiri dan mendorong tubuh suaminya membuat lelaki itu mundur. " Heh wanita gak tau diri sudah ngerebut pacar orang, kalau emang mandul itu ya mandul. Dasar wanita gak berguna! "wanita dengan berpakaian kurang bahan itu menggandeng suami Nadya dengan mesra dan menatap sinis ke arah Nadya. " Kamu itu yang wanita gak tau diri! Sudah suami orang direbut juga! " " Heh diem lo! " " SUDAH HENTIKAN! "suami Nadya menghentikan pertengkaran adu mulut mereka dan menggandeng mesra calon istrinya. Wanita disebelahnya tersenyum sinis ke arahnya serta tangannya mengusap perutnya yang terlihat buncit. " Benar yang dikatakan Berlin, kalau kamu memang wanita gak berguna. "hina suaminya kepadanya membuat Nadya marah dan menampar suaminya. " Jaga ucapanmu mas! Jangan mengucap sembarangan dan menuduhku yang tidak-tidak! " " Terserah aku, aku yang bilang dan ini mulut aku! "balas Suaminya dengan nada meremehkan. " sudah lah terima saja perceraian itu dan aku akan segera menikahi Berlin secara sah dalam negara, wanita yang dari dulu aku cintai. "sang suami pergi bersama wanita ular bernama Berlin bergandeng mesra meninggalkan Nadya yang terduduk lemas tak bertenaga. Beberapa hari kemudian Nadya memutuskan tinggal bersama ibunya yang sakit-sakitan semenjak perceraian dengan mantan suaminya telah usai. Nadya bolak-balik ke kamar mandi karena merasa mual tapi yang dikeluarkan hanya cairan bening. Nadya mengira jika dirinya mungkin saja masuk angin. Ibu Nadya curiga pada anaknya yang sering ke kamar mandi. "Nak kamu gak papa kan? "tanya Ibunya padanya. " Pusing bu sama mual tapi yang keluar cuman cairan bening saja. " Ibu Nadya bernama Salma kaget mendengar penuturan anaknya. " Sejak kapan kamu mual begini? "tanya Alima khawatir. " Sejak sebelum aku cerai dengan mas Bryan. " " Astaga nak. " Alima memegang dadanya yang terasa sesak membuat Nadya khawatir dan ingin memanggilkan dokter namun di cegah oleh ibunya. " Tidak usah nak, sebaiknya kamu saja yang periksa ke dokter kandungan. " " lhoh kenapa bu'? "tanya Nadya bingung. " Kamu gak usah khawatir sayang sama ibu, ibu hanya kaget saja. Sebaiknya kamu sekarang pergi ke dokter dan semoga apa yang ibu harapkan terkabulkan. "ucap Alima membuat Nadya tersenyum kecut dan tak mungkin jika dirinya hamil karena mantan suaminya menceraikan dirinya gara-gara mandul. " Baik bu nanti sore Nadya pergi ke dokter tapi sekarang waktunya ibu makan siang, ibu makan ya? Nadya yang siapkan. "Nadya keluar dari kamar sang ibu. Alima menatap Nadya pergi dengan perasaan yang bersalah. " Andai ibu tidak memaksa menjodohkanmu,kamu bisa bahagia dengan pilihanmu sendiri nak. "lirih Alima sembari menitikkan air matanya. Malam harinya Nadya pulang kerumah Alima-sang ibu dengan perasaan campur aduk menghampiri ibunya yang sedang menonton televisi di ruang tamu. " Eh sayang udah pulang nak? "tanya Alima pada Nadya yang sekarang duduk di sampingnya. " Gimana tadi? " " Emm bu a aku ha mil. "gugup Nadya. " Alhamdulillah ya Allah, terima kasih telah memberikan cucu pada ku di sisa hidupku. " Alima menangis bahagia mendengar Nadya tak mandul bahkan sekarang sedang hamil. Nadya menatap haru sang ibu dan ikut menangis bahagia sembari memeluk ibunya dan mencium punggung tangan ibunya. " Ibu tidak bisa berkata apa-apa selain mengucapkan syukur dan terima kasih. " Alima mengusap perut anaknya dengan perasaan bahagia. " Usianya mau satu bulan bu. "jelas Nadya tersenyum dan ikut mengusap perutnya yang masih datar. " Bu jangan bilang mas Bryan, Nadya mohon. "pinta Nadya pada sang ibu. " Tapi nak kamu kan hamil anaknya. "ucap Alima tak terima. " Biarkan saja bu, aku tidak butuh dia dan aku bisa merawat anak ini sendiri. " " Kalau itu keputusan kamu, ibu tidak melarang nak. Ini sudah malam, sekarang kamu sebaiknya tidur. " " Ibu juga tidur ya. " Nadya yang terlahir dari keluarga yang sangat sederhana walau dia anak satu-satunya tapi dirinya anak yang mandiri bahkan tidak pernah dimanja sejak kecil karena ayahnya orang yang keras dan tegas sedangkan sang ibu orang yang sangat pekerja keras. Saat memasuki SMA, ayahnya meninggal karena kecelakan saat bekerja di pabrik membuat dirinya menelan pil pahit karena harus membantu sang ibu bekerja untuk membiayai sekolah dan kebutuhan sehari-hari. Pada kelas 2 SMA anak baru bernama Bryan itu ternyata anak dari teman ibunya membuat dirinya harus menerima perjodohan itu dan ketika lulus ia harus menikah dengan Bryan. Bryan orang yang baik pada orang sekitarnya tapi pada Nadya-istrinya dia sangat kejam dan suka menyiksa. Nadya tau jika Bryan memiliki kekasih bahkan jarang pulang ke rumah dengan alasan bosan jika tetap berada di rumah membuat Nadya kesepian dan hanya ditemani sang pembantu. Pernikahan sudah berusia 2 tahun tapi masih tetap saja belum dikaruniai anak membuat sang Mertua tiba-tiba membenci dirinya karena merasa tak ada gunanya jadi menantu. Nadya sangatlah kurus karena merasa tertekan jika mertuanya tinggal bersamanya dan sang suami. Dirinya selalu dicaci maki dan disindir karena tak segera punya anak. Ketika pernikahan itu sudah berusia hampir 6 tahun, mertuanya menyuruh Bryan menceraikannya dan menikah dengan pacarnya yang saat ini sedang mengandung anak Bryan. Bryan senang bukan main atas permintaan ibunya dia langsung membuat surat perceraian dan menyerahkan pada Nadya. "seharusnya mama menyetujui kalian. "ucap Nera, mertua Nadya merasa bersalah pada anaknya dan Berlin. " tidak apa ma. " " Anakku yang berada di kandungan Berlin itu bukan bayi diluar nikah tapi Bryan sudah menikah siri sama Berlin mah. "ujar Bryan bangga dan mengusap perut Berlin dengan perasaan senang. " ya walau mama merasa marah sama kamu karena menikah siri tidak bilang-bilang. Tapi syukurlah kalau begitu, mama senang karena sebentar lagi mama sudah tidak sabar menimang cucu setelah sekian lama menanti. " Mereka tertawa bahagia diatas penderitaan seorang wanita muda di balik dinding, Nadya. Wanita itu menangis tanpa suara menatap mereka bertiga. Flashback off Dea menangis setelah mendengar cerita kehidupan masa lalu Nadya dan memeluknya. Nadya mengusap punggung Dea yang bergetar. "Nad kamu itu wanita kuat, aku tidak menyangka kamu bisa melewati kepahitan itu sendiri. " Nadya menghela napasnya lelah," mungkin ini adalah cobaan dari yang maha Kuasa agar aku selalu tabah dan sabar menjalani kehidupan ini. " " Lalu kabar ibu kamu gimana? " " ibuku meninggal saat usia kandungan memasuki 8 bulan karena serangan jantung. " " Ya ampun Nad semoga suatu saat kebahagiaanmu akan datang. " " Aminnn aku selalu berdoa supaya nantinya mendapatkan kebahagiaan dan bisa merasakannya, tapi kehadiran Adit sudah membuatku bahagia. "Nadya menatap Adit yang tertidur dengan posisi tengkurap di atas karpet karena kelelahan bermain. " Ya udah aku pindahin Adit dulu ya kasian dianya udah ketiduran sedangkan ibunya asyik cerita. " " Hahaha iya Nad, aku juga mau pulang." .... Alima: ibunya Nadya Selain itu typo ya
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN