Bab 1
Judul: My Baby Boy
Author: Niwi Time
link: https://m.dreame.com/n****+/W0Y8xoseVUe7AmUK2HtQIA==.html
Seorang wanita cantik dan masih muda berusia 24 tahun sedang asyik menciumi wajah imut anaknya yang sedang terlelap tidur agar bangun karena sudah pagi.
"Adit sayang bangun, sudah pagi."
Anaknya yang masih berusia 1 tahun merengek karena merasa tidurnya diganggu dan kedua matanya yang mungil itu masih terpenjam sesekali terbuka.
"Cup cup anak bunda yang tampan ini menangis ya. "goda wanita itu pada bayinya yang sekarang berada dalam pangkuannya.
Bayi itu menangis kencang dan menggapai d**a milik wanita itu berusaha mencari sumber nutrisinya. Merasakan haus ditenggorokannya lalu wanita itu menyibak bajunya ke atas dan mulai menyusuinya.
" Haus banget ya sayang sampai kuat gitu nyedotnya. "Ringis wanita itu melihat sang anak menyedot kuat putingnya.
Wanita itu membelai rambut anaknya dengan lembut, kedua mata mungil anaknya masih terpejam membuat wanita itu merasa tak tega saat membangunkan anaknya tapi mau gimana lagi ia harus kerja hari ini.
"Adit rewel lagi ya Nad?"tanya seorang wanita yang lebih muda darinya memasuki kamarnya dan duduk di samping wanita yang sedang menyusui itu.
"Iya nih De, seperti biasa, "balas Nadya kepada temannya yang bernama Dea.
Nadya menghela napasnya lega setelah bayinya itu sudah melepaskan putingnya walau matanya enggan segera terbuka.
" Ya sudah kutunggu kamu di ruang tamu aja lagian masih ada waktu 30 menit buat bangunin si Adit. "
Dea memaklumi Nadya karena wanita itu single parents dan harus bekerja demi memenuhi kebutuhan anaknya serta dirinya sendiri bahkan Dea sering meminjami uang pada Nadya saat Nadya belum punya pekerjaan.
Setelah beberapa menit kemudian...
Adit-anaknya sudah terbangun karena sebelumnya Nadya berusaha membangunkannya, kini Adit sudah rapi dengan baju setelan serta memakai jaket supaya anaknya tidak kedinginan. Nadya sudah menyiapkan semua kebutuhan anaknya dimulai dari pakaian santai, s**u dan dimasukkan ke dalam tas bayi.
"Nda tu tu. "Adit menunjuk Dea yang menciumi wajah mungil bertabur bedak membuat Dea gemas sendiri.
" Sudah De, Adit risih nih. "
Tubuh Nadya ikut bergoyang kala anaknya yang berada di dalam gendonganya meronta berulang kali disebabkan oleh Dea yang berusaha menggoda Adit.
" Habis gemes bangetttttt anakmu ini. "Dea mencubit pelan pipi chubby Adit.
" Aaaa atit atit ndaa!"teriak Adit tepat ditelinga reflek Nadya mencubit pipi Dea.
" Aduhhh. "
Dea mengusap pipinya dan menyengir puas saat melihat Adit menangis kencang, tangisan Adit bagaikan lagu dangdut yang biasa diputar di tempat kerjanya.
" Cup cup Adit sayang, Tante Dea nakal ya. Sini mamah pukul ya. " Nadya memukul pundak Dea sebelum temannya itu kabur.
Adit menghentikan tangisnya, mata bulatnya menatap polos ke arah Dea yang pura-pura kesakitan dan merengek. Adit diam tapi bibirnya dimanyunkan lalu maniknya berkaca-kaca menatap Nadya, Nadya yang melihat itu segera mencium bibir Adit dan keluar dari rumahnya bersama Dea yang masih dengan mimik wajahnya tadi.
Setelah mengunci pintu, Nadya berkata, "Sudahlah Dea, lihat anakku jadi manyun gini."
"Hahaha iya iya, aduhh gemes banget deh ya. "Dea gereget sendiri melihat wajah Adit yang diam. Tangan usil Dea berusaha menggapai pipi chubby Adit tapi segera Nadya menghindar dan memeluk si mungil. Adit melingkarkan kedua tangannya ke leher jenjang bundanya membuatnya bisa melihat Dea dari belakang. Saat Nadya mulai berjalan, Adit tertawa seperti mengejek menatap Dea. Dea tak marah justru gemas sendiri menatap si mungil, teman bermain di rumahnya.
...
Setelah menitipkan Adit ke tempat penitipan anak, Nadya dan Dea melangkah masuk ke sebuah pabrik tekstil dan disapa banyak karyawan yang juga baru saja datang. Nadya dan Dea bepisah tempat karena mereka memang berbeda profesi.
Nadya meneliti dengan hati-hati pada kain-kain yang sudah jadi apakah layak dijual belikan atau tidak, wanita itu harus meneliti berulang kali agar tidak terjadi kerugian setelah mencatat mengecek kain itu, kain diberi cap merek jika lulus dalam tahap pengecekkan serta label SNI kemudian dikemas serta siap dipasarkan ke dalam maupun luar negeri.
Melelahkan
Tapi demi mendapatkan uang yang halal, Nadya tidak pernah mengeluhkan pekerjaan tersebut dan ketika membayangkan wajah Adit, rasa lelah itu akan sirna.
Waktunya istirahat untuk makan siang kini Nadya bersama pekerja lain berbondong-bondong menuju warung yang dekat di pabrik itu. Sesekali Nadya ikut nrimbung pembicaraan para ibu-ibu.
Setelah beberapa jam kemudian Nadya dan Dea selesai bekerja lalu menuju ke penitipan anak, terlihat Adit bertepuk tangan dan menyambut gendongan dari sang bunda.
"Uda nda uda nda d**a d**a. "Bayi berbadan gempal itu menangkup wajah bunda dan memukulnya berkali-kali.
Nadya menghentikan itu dan tersenyum manis membuat Adit ikut tersenyum lebar menunjukan gigi yang baru tumbuh satu di atas terletak di tengah.
" Hiiii Adit ompong. "cibir Dea yang berjalan disebelah bundanya.
Adit menooleh menatap Dea," pong po po. "
" Udahlah De mana ngerti anakku, kamu bicara apa."
Nadya sedikit berbisik pada Dea tapi Dea tetap saja menggoda anaknya.
"Wangi. "Nadya menciumi seluruh wajah Adit membuat bayi itu terkikik geli dan kedua kakinya dihentakan ke bawah.
Sungguh manisnya melihat tawa anaknya, Nadya berjanji akan membahagiakan anaknya walau hidup serba kekurangan.
Ketiganya sudah sampai di rumah kecil tempat yang disewakan Dea untuknya.
"Gue mau botik(bobo cantik) dulu yah, eh gak deh gue mau nonton drakor. "Dea ngacir ke rumahnya sendiri yang berada di sebelahnya.
Nadya menggeleng pelan wajahnya tapi hal itu justru membuat Adit bertepuk senang ketika Dea tidak berada di rumahnya.
" Senang ya, sudah gak ada Tante Dea di sini. "Nadya meletakkan anaknya di atas karpet yang terletak di samping kasurnya. Untungnya kasur itu tidak tinggi jadi memudahkan Adit merangkak ke kasur atau bisa disebur tidak ada kaki kasur. Nadya pun tak terlalu mengkhawatirkan anaknya ketika ditinggal memasak dan mandi saat bayinya tidur.
"Nda nda. "panggil Adit memperlihatkan mobil-mobilan miliknya sedang dipegang ditangan mungilnya lalu beberapa detik kemudian melemparkan mainan itu ke segala tempat, Nadya yang akan ke kamar mandi hanya tersenyum saja.
"Bunda mandi dulu, bau."
Nadya mengode anaknya dengan menutup hidungnya lalu menunjuk kamar mandi samping kamarnya.
Kedua mata bulat milik Adit mengerjap beberapa kali dengan mulut terbuka menatap sang bunda yang masuk ke dalam kamar mandi tapi tak lama Adit meraih boneka berbentuk lumba-lumba dan memeluknya sambil berguling-guling di atas kasur.
Nadya terpaksa mandi cepat karena takut terjadi apa-apa pada Adit walau kamarnya sudah terkunci agar Adit tidak merangkak keluar. Nadya yang sudah berganti pakaian rumahan kemudian memeluk Adit yang sedang berbicara sendiri pada bonekanya.
"Ngomong apa sih serius banget ya? "tanya Nadya pada Adit yang sibuk mengoceh pada bonekanya sesekali tangannya memukul boneka itu, boneka berbentuk lumba-lumba yang sebenarnya milik Dea.
" Marah sama boneka ya? "tanya lagi Nadya.
" ti ti De tu tu. "omel Adit lalu memukul bonekanya berulang kali, mungkin Adit tau jika bonekanya itu pemberian dari Dea.
" Ada ada aja sayangku ini. "Nadya memeluk Adit dan menaruhnya dipangkuannya ketika Adit mulai merengek karena haus.
" Dasar anak nakal. "gumam Nadya ketika mengetahui anaknya ngompol saat dipangku dan Adit seolah merasa tak peduli, bayi mungil itu menyedot p****g Nadya sangat kuat sebab kehausan.
Nadya yang baru berganti pakaian harus mengganti lagi karena terkena air kencing putranya, kini Adit tertidur pulas dan ia segera mengganti pakaian si mungil dengan baju berbahan lembut.
Nadya menyelimuti Adit agar tidak kedinginan walau nantinya Adit menendang selimut itu karena merasa risih. Nadya sangat tau betul siapa yang mewarisi sifat anaknya itu bahkan mata, hidung, alisnya itu sangat mirip pada sosok mantan suaminya itu.
Mengingat mantan suaminya itu hanya membuat sakit hatinya bertambah.
"Andai kamu ada disini mas, pasti mas akan betah di rumah bahkan pulang cepat saat bekerja. "Nadya segera menghapus butir-butir air beningnya yang berjatuhan lalu ikut terlelap memeluk sang buah hati kesayangannya.
...
Dimohon jangan beli bajakan
Cerita ini hanya di dreame/innovel saja