Sore itu begitu luar biasa. Hanna pulang dari rumah Ronald dengan perasaan bahagia. Sebelum bertemu dengan neneknya Ronald, dia begitu ketakutan. Dia membayangkan seperti apa sosok wanita tua yang pernah menjadi CEO itu. Apakah seperti gambaran para wanita pemimpin keluarga yang keras dan begitu dominan? Apakah seorang nenek yang akan memilih calon pendamping cucunya dengan mempertimbangkan secara teliti bobot, bibit dan bebetnya? Hanna saat itu datang dengan identitas sebagai seorang asisten rumah tangga, bukan sebagai cucu satu-satunya dari Samuel Maranta, pria terkaya itu. Tentu latar belakang seperti itu bukan sesuatu yang bisa diterima dengan baik untuk disandingkan dengan keluarga mereka yang terpandang. Hanna merasa dirinya hanya akan menjadi sebuah lelucon di tengah-tengah kelua