Karena merasa namanya dipanggil, Aisya menoleh ke belakang. Keningnya mengernyit dalam mendapati sosok lelaki tampan yang berdiri tak jauh di belakang tubuhnya. Aisya sempat berpikir jika dia salah dengar karena mana mungkin ada seorang pria tampan dengan penampilan elegan yang mengenalinya. Dia hanyalah seorang office girl yang bergaulnya pun dengan karyawan rendahan yang selevel sama sepertinya. Bahkan di tempatnya bekerja ini, para staff kantor juga tak ada yang mau mengakui dirinya sebagai teman. Aisya berniat membalikkan badan meninggalkan pria itu yang masih menatapnya. Ingin melanjutkan langkah karena tidak ingin malu dianggap merasa sok dikenali oleh seseorang yang entah siapa. "Aisya. Tunggu!" Andaru kembali memanggil ketika Aisya tak merespon kehadirannya. Deg Jantung Aisya be