"Aku liat ada pil-pil di dalam tas Tante. Tante sakit?" tanya Raymond saat sarapan pagi di hotel. Dia sudah rapi dengan kemeja biru kotak-kotak dipadu celana coklat panjang. Bianca pun sudah rapi dengan pakaian kerjanya, blouse putih dan rok pendek selutut. Bianca senyum-senyum mendengar pertanyaan Raymond. "Itu pil biar bisa nyaman berhubungan seks sama kamu," jawab Bianca berbisik. Raymond menghela napas panjang. Dia mengerti maksud ucapan Bianca. "Kalopun jadi anak juga nggak masalah, Tante," ucapnya lirih. "Aku siap. Aku kan suami Tante." Bianca menghabiskan teh hijau hangatnya. "Tante yang belum siap, Sayang." Raymond ikut menghabiskan coklat panasnya. Perasaannya bercampur aduk, antara iba dan menyesal merasa telah menyusahkan Bianca. "Sudah, Ray. Jangan khawatir. Yang pentin