Anita merasa sangat tenang karena Raymond tetap pergi bersamanya ke Puncak namun tidak mengajak Beth. Raymond berpikir pasti Bethany tidak diizinkan orangtuanya ikut pergi bersamanya. Anita pun dengan senang hati Raymond menemaninya. Apalagi sore hari menjelang pergi, Raymond dengan semangat mempersiapkan pakaian dan semua yang dia butuhkan selama menginap di Puncak sekaligus memperhatikan barang-barang yang akan dibawa sang Mami trecinta. “Kamu itu kok bisa berubah mau liat ibu-ibu arisan. Dulu bilangnya bosan, nggak suka ditegur ibu-ibu,” gumam Anita ketika dalam perjalanan menuju Puncak. Dia duduk di bagian belakang mobil, sementara Raymond duduk di sebelah Pak Tino, supir pribadi maminya. “Suasana baru, Mi. Kan baru kelar tugas kelompok,” tukas Raymond ngasal. “Refreshing,” lanjutnya