Dengan perlahan Syara duduki kursi itu. Lalu ia letakan dengan hati-hati kedua tongkatnya. Seketika airmata yang sebelumnya tertahan di kedua pelupuk matanya, kini menitih begitu saja. Namun segera ia menyekanya dan mulai mengerjakan pekerjannya dengan mengucap basmalah. Berharap jika apa yang ia kerjakan saat ini akan menjadi mudah juga memberikan sebuah keberkahan untuknya. Hingga kini senyuman itu muali terbit dibibir mungilnya. Dengan sebuah tekat jika memang ia mampu melewati semua ini. Tetap menjadi seorang Syara yang ulet meski sedang dalam keadaan yang kurang baik. Juga tetap menjadi seorang Syara yang selalu menyukuri setiap apapun yang Tuhan tetapkan kepadanya dengan sebuah rasa ikhlas. ‘Just believe it, Syar. Just believe if you can do it. And believe if you are a strong women