Harapan dan Dilema

3107 Kata

Karenanya Syara cukup merasa terkejut dengan keberadaan seorang Reynald yang tiba-tiba saja kini berada di hadapannya. Sehingga kedua mata indahnya itu membulat seketika. “Dokter, Rey,” ucap Syara masih dengan ekspressi keherananya. Reynald pun tersenyum manis kepadanya. Sungguh melihat wajah Syara yang kini sembab. Hal itu membuatnya semakin tak rela jika memang di hari pertamanya ia bekerja, sudah ada seseorang yang melukai hatinya. “Lain kali hati-hati ya, Syar. Kaki kamu ini belum sembuh total. So please, jangan kamu biasakan berjalan sambil melamun seperti tadi. Karena hal itu akan membuat kesembuhan kamu itu semakin terhambat. Kamu paham, kan, sampai disini?” nasihat Reynald dengan begitu lembutnya. Dan sungguh hal itulah yang kini semakin membuat Syara sulit untuk memungkiri setia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN