Sebelum Ibu Alfita mengantarkan Profesor Raymond menuju ruangannya. Kembali ia berikan semangat, pelukan hangat, juga kecupan lembut didahi Syara. Yang setiap perlakuan lembutnya itu semakin mengingatkannya dengan sikap sang Mama yang juga selalu selembut itu kepadanya kala itu. Setelahnya pun kembali Syara salami takdzim punggung tangan keduanya. hingga kini hal itu semakin membuat Syara yakin untuk menjalankan operasinya ini. Senyuman manis Syara yang sejak tadi merekah dibibir mungilnya itu pun yang membuat Reynald cukup lega juga turut bahagia. Sebab rencananya untuk membuat Syara lebih rileks, semangat juga bahagia, ia rasa telah berhasil ia lakukan. Kini tinggalah mereka berdua didalam ruangan itu. Syara dan Reynald pun saling menyunggingkan senyuman mereka satu sama lain karena sam