“Maaf, Pak Isa, haruskah saya terus melindunginya?” tanya Indra di suatu kesempatan setelah laporan hariannya tentang ulah Ayana.
“Ya,” jawab Isa singkat.
“Tapi, Pak, rumor itu...”
Isa mengalihkan pandangan dari berkas di meja. Dia menatap datar Indra dengan penuh keluhan.
Indra segera berdiri tegak, dan berkata, “Saya akan selalu melindunginya, Pak. Saya akan memeriksa semua tugasnya sebelum diserahkan kepada pihak lain.”
“Hemm... lanjutkan.”
Indra menahan dongkol di dalam hati. Dia mudah saja melindungi Ayana, tapi masalahnya, istri tercintanya sudah mendengar kabar itu. Akibatnya, dia sering mendapat tatapan sinis dari sang istri sekalipun sudah menjelaskan semuanya. Kalau bukan demi bonus, dia sudah pasti mengundurkan diri sejak calon istri pak bos itu menginjak kantor.
***
Kar
