Aku memilih diam dan tak menyahut saat Mas Andre pamit sebelum pergi bekerja. Rasanya malas berbicara apa pun lagi dengannya. Kalau dulu dia memang menyukai Zahra kenapa tidak berjuang? Kenapa memilih mundur? Dan saat dijodohkan denganku pun, kenapa dia tak menolak? Aku mendesah singkat saat merasakan kepalaku mendadak terasa berat. Benarkah menikah dengan seorang Andreas adalah kekonyolan terbesar yang pernah kulakukan sepanjang hidupku? *** Berpuluh menit setelah kepergian Mas Andre, nada dering ponsel dengan lagu Shawn Mendez yang menjadi kesukaanku, membuatku tersentak dari lamunan. Dan saat kulirik, ternyata … Dita yang menelepon. "Iya, Ta?" tanyaku setelah kami saling berbalas salam. "Iya, Ndri. Kamu … nggak kuliah hari ini?" Terdengar teman baikku bertanya pasal absennya aku