Part kali ini agak panjang, ya. Maaf jadi koinnya agak banyak dikit. Selamat membaca ... *** Darren melirik ponsel Natt yang bergetar pelan, berpura mengabaikan panggilan tersebut. Tak perlu menebak siapa yang menghubungi nomor Natt. Sambil menyeringai dan mendengus dalam hati akan kesepakatan yang disambar Ronald dengan rakus. Kenapa pria itu masih tak mengerti posisinya dan bersikap menyedihkan seperti ini. Dengan gugup, Natt membaca deretan angka tak dikenal tersebut, yakin itu adalah nomor Ronald. Kemudian memutuskan untuk memblokirnya. “Kau ingin memakan sesuatu sebelum pulang? Kulihat kau tak banyak makan tadi di rumah,” tawar Darren berusaha memecah keheningan, dengan seringai tersungging. Natt menggeleng pelan. Memasukkan kembali ponselnya yang sudah mati ke dalam tas. Darre