Kedua mata Sila mengerjap, menatap tak percaya siapa yang sedang menunggunya. Ia mendengkus, untuk apa wanita itu datang menemuinya? “Halo… Dokter Faisila… “Dengan malas, Sila melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Tanpa menanggapi sapaan perempuan itu, Sila berjalan memutari meja, kemudian duduk di singgasananya. Nafasnya terhenti saat menyadari sebelah tangan wanita yang duduk nyaman di seberangnya tersebut, sedang memegang bingkai photo yang senantiasa menemaninya bekerja. Satu hal yang seharusnya sudah ia lakukan adalah menyimpan photo itu. Tapi karena kesibukannya, ia bahkan melupakan hal penting tersebut. Seharusnya Sila hanya perlu menyimpan foto tersebut di dalam laci, untuk bisa ia lihat sesekali saat merindukan seseorang yang ada dalam bingkai tersebut. “Photonya bagus… “
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari