Sila tersenyum dibalik punggung kokoh pria yang mendekapnya erat. Entah mengapa ia merasa begitu lega. tidak ada jawaban yang keluar dari bibir Alle, tapi dari cara pria itu mendekapnya, Sila tahu hubungan mereka lebih dari sekedar teman. Karena tidak ada teman yang berciuman. Tidak ada teman yang mendekap seperti cara Alle mendekapnya. Kening Sila mengernyit. Mengingat tubuh penuh luka Alle. Ia berusaha melonggarkan pelukan mereka, namun Alle justru mendekapnya semakin erat. “ Begini saja dulu. Sebentar lagi.” Alle menumpukan dagu keatas kepala Sila. Menghirup dalam-dalam harum buah yang menguar dari rambut panjang Sila yang terikat satu. “ Kamu tidak sakit ?” tanya lirih Sila di depan d**a Alle. “ Sedikit.” Jawab Alle dengan senyum kecil. Tiba-tiba saja dia kembali merasakan nyeri di