Save Me 39

1914 Kata
 Dokter dapat memberikan obat untuk mengurangi asam lambung. Obat-obatan untuk mengatasi radang lambung yang umum digunakan pada kasus gastritis kronis adalah: Obat-obatan: Antasida, meliputi kalsium karbonat. Antagonis H2, seperti ranitidin. Inhibitor pompa proton (obat PPI), seperti omeprazol. Mengurangi atau menghentikan aspirin dan obat serupa direkomendasikan untuk mengurangi iritasi lambung  Gejala gastritis kronis biasanya memerlukan waktu lebih lama untuk menghilang. Tanpa perawatan, kondisi ini bisa saja terus muncul selama bertahun-tahun. Memperbaiki pola makan. Dokter dapat merekomendasikan perubahan pola makan untuk mengurangi iritasi lambung. Hal yang perlu dihindari jika Anda memiliki gastritis kronis adalah: Banyak konsumsi makanan kaya garam. Sering makan makanan berlemak. Minum alkohol, termasuk bir dan anggur. Banyak makan daging merah dan daging yang diawetkan. Makanan yang direkomendasi bagi orang yang mengalami gastritis kronis adalah: Semua buah dan sayuran. Makanan yang tinggi probiotik, seperti yogurt dan kefir. Daging tanpa lemak, seperti ayam, kalkun dan ikan. Protein berbahan dasar sayuran seperti kacang-kacangan dan tahu. Pasta, nasi, dan roti dari gandum utuh  Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi gastritis kronis adalah: Perhatikan pola makan sesuai dengan anjuran dokter. Bila merasa stres, cari tahu untuk menenangkan pikiran, contohnya melakukan hobi. Batasi alkohol dan konsumsi NSAID, seperti ibuprofen, naproxen, dan aspirin juga dapat mencegah kondisi ini. Berhenti merokok dan minuman yang mengandung soda. Aku sangat sedih mendengar berita itu. Aku merasa sangat bersalah. Selain gastritis kronis, ternyata Teh Widi juga terkena tifus. Tifus atau tipes atau demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhii. Tifus dapat menular dengan cepat, umumnya melalui konsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi t***a yang mengandung bakteri Salmonella typhii. Hampir 100.000 penduduk Indonesia terjangkit penyakit tifus tiap tahunnya. Oleh sebab itu, penyakit tifus dinyatakan sebagai penyakit endemik dan masalah kesehatan serius di dalam negeri. Sanitasi yang buruk dan keterbatasan akses air bersih, diyakini merupakan penyebab utama berkembangnya penyakit tipes. Selain itu, anak-anak lebih sering terserang tifus karena belum sempurnanya sistem kekebalan tubuh. Jika tidak segera ditangani dengan baik, diperkirakan tiap satu dari lima orang akan meninggal karena tifus. Selain itu, tifus juga berisiko menimbulkan komplikasi. Secara umum, berikut ini adalah gejala-gejala penyakit tipes: Demam yang meningkat secara bertahap tiap hari hingga mencapai 39°C–40°C dan biasanya akan lebih tinggi pada malam hari. Nyeri otot. Sakit kepala. Merasa tidak enak badan. Sakit perut. Berat badan menurun. Penanganan penyakit tifus dilakukan dengan pemberian obat antibiotik. Pengobatan bisa dilakukan di rumah atau perlu dilakukan di rumah sakit. Pengobatan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit tipes yang dialami pasien. Salah satu langkah untuk mencegah penyakit tipes adalah dengan vaksinasi tifoid. Di Indonesia, vaksin tifoid termasuk imunisasi yang dianjurkan oleh pemerintah, namun belum termasuk ke dalam kategori wajib. Vaksin tifoid diberikan kepada anak-anak berusia lebih dari 2 tahun, dan diulang tiap 3 tahun. Seperti vaksin-vaksin lainnya, vaksin tifoid tidak menjamin perlindungan 100% terhadap infeksi tifus. Anak yang sudah diimunisasi tifoid tetap dapat terinfeksi, namun infeksinya tidak seberat pada pasien yang belum mendapat vaksin tifoid. Vaksinasi juga sangat dianjurkan bagi orang yang ingin bekerja atau bepergian ke daerah yang banyak kasus penyebaran tifus. Tindakan pencegahan lain yang perlu dilakukan adalah menjaga kebersihan makanan dan minuman yang akan dikonsumsi, serta menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal. Setelah beberapa puluh menit berada di kamar inap ini, aku mendengar suara yang tak asing. "Mah, Septi bawa pulang aja. Dia masih sakit, tubuhnya masih rentan, nggak baik lama-lama di sini. Terus di sini pakai AC, kasihan." Aku mendengar Teh Widi berbicara. Tak lama setelah itu Mama membangunkan aku. Dan mereka membawa aku untuk pulang. Setelah sampai rumah, Mama harus kembali ke rumah sakit lagi untuk menjaga kakak. Terpaksa, aku harus dijaga oleh tetangga, karena bibiku sedang tidak ada di dekat sini. ***  Tak seperti kemarin, padahal sebelumnya keadaanku sangat membaik, tapi sekarang... aku pusing dan tubuh ini terasa panas. Satu jam setelah Mama dan Papa kembali ke rumah sakit menjaga Teh Widi, aku pun coba memejamkan mata. "Mak Ana keluar dulu, ya. Kalau butuh apa-apa, panggil aja," ujar tetangga yang sudah seperti uwa sendiri. Mak Ana adalah tentangga depan rumah Mama. Katanya, mereka sudah lama berada di daerah ini jauh sebelum nenek (ibu kandung Mama) pindah ke tempat tersebut. Nenek adalah pendatang baru di kampung tersebut. Bisa tinggal di sini karena tanah ini milik suaminya (kakekku) dan... dengar-dengar buyutku (nenek mama atau ibu kandung kakekku) sangat kaya. Orang tua Mak Ana pernah berpesan untuk terus menjalin hubungan baik dengan Mama. Mereka tergolong keluarga yang kurang beruntung. Bisa dibilang ekonomi menengah ke bawah. Sedangkan keluarga Maam kebalikannya. Mak Ana juga pernah menjadi pegawai Mama. Dulu, ketika Mama masih memiliki warung makan bersama Papa. Mak Ana benar-benar sangat baik pada keluarga kami. Mama juga setiap hari selalu membagi makanan kepada Mak Ana dan keluarganya. Entahlah, hubungan baik ini sudah terjalin berapa generasi? Semoga akan tetap terjalin hingga aku mempunyai anak dan cucu. Tentunya dengan anak dan cucu Mak Ana juga. ***   Tepat pukul 17.30, aku terbangun karena tak tahan dengan suhu tubuh yang terus meningkat. Suhu tubuh adalah ukuran dari kemampuan tubuh dalam menghasilkan dan menyingkirkan hawa panas. Suhu tubuh bisa dipengaruhi oleh berbagai hal, misalnya suhu lingkungan. Tinggi atau rendahnya suhu tubuh seseorang juga bisa menjadi indikator kondisi kesehatannya. Suhu tubuh normal seseorang bisa berubah-ubah tergantung aktivitas yang dilakukan atau kondisi tubuh orang tersebut. Meski demikian, suhu tubuh normal umumnya berada di rentang antara 36,5–37,2 derajat Celsius. Selain karena aktivitas fisik, perubahan suhu tubuh normal juga bisa terjadi karena beberapa hal lain, seperti saat wanita sedang memasuki masa subur (ovulasi) atau saat menstruasi. Suhu tubuh yang berada di atas atau di bawah batas normal tentu perlu diperhatikan, karena hal ini bisa saja menjadi pertanda seseorang menderita penyakit tertentu. Berikut ini adalah penjelasannya: Suhu tubuh terlalu rendah. Suhu tubuh yang terlalu rendah disebut hipotermia. Kondisi ini berbahaya karena dapat mengganggu kelancaran aliran darah, pernapasan, dan kinerja organ vital tubuh, seperti otak dan jantung. Hipotermia yang tidak segera ditangani bahkan bisa menyebabkan kematian. Seseorang dikatakan mengalami hipotermia jika suhu tubuhnya berada di bawah 35o Celsius. Salah satu hal yang dapat menyebabkan kondisi ini adalah saat seseorang terpapar suhu atau cuaca dingin. Pada orang dewasa, hipotermia dapat menimbulkan gejala berupa menggigil, bicara tidak jelas, napas sesak dan pelan, serta pusing. Lama kelamaan, kondisi ini bisa menyebabkan penderitanya hilang kesadaran atau koma. Pada bayi, hipotermia bisa menimbulkan gejala berupa lemas, rewel, kulit teraba dingin dan tampak kemerahan, serta kurang mau menyusu. Untuk meningkatkan suhu tubuh saat kedinginan karena hipotermia, kenakan pakaian yang lebih tebal dan hangat serta usahakan tubuh agar selalu kering. Jika memungkinkan, jauhi tempat dingin dan cari sumber panas, misalnya perapian. Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami penurunan suhu tubuh ekstrem atau hipotermia, segera ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan. Suhu tubuh tinggi. Kebalikan dari hipotermia, hipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh lebih dari 40 derajat Celsius. Hipertermia terjadi ketika tubuh gagal mengatur suhu, sehingga suhu tubuh pun terus meningkat. Jika suhu tubuh melebihi angka 41,1 derajat Celsius, kondisi ini disebut hiperpireksia. Hipertermia berbeda dengan demam. Demam adalah peningkatan suhu yang sepenuhnya terkendali oleh sistem pengaturan suhu tubuh, sedangkan hipertermia adalah meningkatnya suhu tubuh di luar kendali sistem tersebut. Demam bisa disebabkan oleh infeksi, seperti infeksi bakteri dan virus. Sementara itu, hipertermia umumnya disebabkan oleh sengatan panas (heatstroke), yaitu kondisi ketika seseorang tidak dapat mendinginkan tubuhnya secara efektif saat berada di lingkungan yang panas. Suhu tubuh yang tinggi dan berkelanjutan dapat menyebabkan dehidrasi parah dan kerusakan permanen pada organ tubuh, seperti otak. Oleh karena itu, kondisi ini memerlukan penanganan medis secepatnya. Orang dewasa dengan suhu tubuh 39,4 derajat Celsius dan anak-anak dengan suhu tubuh 38 derajat Celsius disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Suhu tubuh tidak bisa diketahui hanya dengan meraba. Anda perlu menggunakan termometer untuk mengukur suhu tubuh secara akurat. Ada beberapa jenis termometer yang dapat digunakan untuk menilai suhu tubuh, antara lain: Satu, Termometer telinga. Sesuai namanya, termometer berbentuk kerucut kecil ini digunakan di telinga. Suhu tubuh umumnya bisa terlihat di layar digital hanya dalam hitungan detik. Dua, Termometer raksa. Jenis termometer konvensional yang terbuat dari kaca dan air raksa. Termometer ini paling murah dan mudah ditemukan, tetapi tidak aman digunakan karena bisa pecah dan mengeluarkan air raksa yang beracun. Tiga, Termometer elektronik. Termometer elektronik terbuat dari plastik dan ujungnya menyerupai pensil. Selain dapat digunakan di berbagai area tubuh, seperti ketiak, mulut, atau rektum (a**s), jenis termometer ini juga mudah digunakan dan dibaca. Empat, Termometer dahi. Termometer dahi menggunakan suhu kulit untuk menentukan suhu tubuh. Termometer ini memiliki bentuk yang tipis dan penggunaannya hanya dengan ditempel di dahi. Lima, Termometer arteri temporal. Termometer ini hampir serupa dengan termometer dahi yang digunakan di bagian dahi untuk mengukur suhu tubuh. Tujuh, Termometer sekali pakai. Jenis termometer ini hanya bisa digunakan sekali di mulut atau rektum. Termometer sekali pakai juga bisa dipakai untuk mengukur suhu bayi secara terus-menerus selama 48 jam. Termometer ini aman, tetapi tidak seakurat termometer elektronik dan telinga. Delapan. Termometer dot. Sesuai namanya, termometer ini berbentuk seperti dot bayi dan digunakan dengan cara diletakkan di mulut bayi. Termometer dot terbilang kurang efektif dan efisien, karena butuh waktu lama hingga hasilnya muncul dan tidak seakurat jenis termometer lain. Penyebab Tidak Akuratnya Termometer, terkadang hasil pengukuran suhu tubuh oleh termometer bisa tidak akurat karena beberapa hal, seperti: Termometer tidak digunakan pada bagian tubuh yang tepat. Termometer terlalu cepat diangkat dari tubuh. Baterai termometer lemah atau mati. Cara menggunakan termometer salah atau tidak sesuai petunjuk penggunaannya. Mulut terbuka saat pengukuran suhu tubuh secara oral (melalui mulut). Penilaian suhu tubuh dilakukan setelah olahraga berat atau mandi air panas. Suhu tubuh merupakan salah satu pemeriksaan fungsi vital, selain tekanan darah dan denyut nadi. Oleh karena itu, sediakan selalu termometer di rumah sebagai langkah awal untuk menilai kondisi tubuh, terutama ketika Anda merasa kurang enak badan atau meriang. Apabila suhu tubuh tidak normal, baik terlalu rendah atau tinggi, dan mengalami gejala tertentu, Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk menentukan penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat. Di rumah masih tidak ada orang. Lalu, aku menelefon adik sepupu untuk membawakan aku makanan, tetapi tak diangkat. Setelah mencoba bangun karena rasa yang begitu panas, ternyata aku tak mampu. "Maa... Mak Anaaaaaa." Aku berusaha berteriak. Jangankan beliau, aku sendiri saja tak mendengar teriakan suara tersebut. Tubuh ini lemas. "Maaa... Mak Anaaa...." Aku masih berusaha memanggil beliau. Entah panggilan ke berapa, aku menyerah. Aku hanya bisa menangis menahan rasa panas. Ketika melihat ponsel, ternyata sudah pukul 17.55. Lebih mengejutkan lagi ketika mengetahui bahwa hari ini tanggal 22  Desember, bertepatan dengan hari ibu. Aku pun seketika teringat Mama yang selalu ada untukku. Karena sekarang lapar, aku ingat beliau yang selalu menyiapkan makanan sebelum perut ini keroncongan. "Mamaa... Septi sayang Mama. Septi lapar, Mah." Butiran air mata ini terus mengalir. "Ya Allah, panaaas!" Aku mengeluhkan suhu tubuh ini yang terus meningkat. Aku menatap langit-langit kamar. "Mak Anaaaa...." Harapku, beliau bisa mendengar. Setelah aku cukup lelah dan menyerah memanggil Ma Ana, terdengar suara azan magrib dikumandangkan. Selain itu, aku juga mendengar seseorang membuka pintu rumah. Aku melihat Mak Ana datang bersama Bibi Lik, salah satu tetanggaku juga. "Laper enggak, Teh?" tanya Bibi Lik. Mereka menyalakan lampu, mendapati aku dengan wajah penuh air mata. "Astaghfirullah, Teteh kenapa?" tanya Bibi Lik. "Badannya panas, aku laper. Manggil-manggil Mak Ana dari jam setengah enam, tapi nggak ada yang denger," ungkapku. "Ya Allah, De... maafin Mak Ana, maafin, De. Nanti beli bubur dulu, ya," katanya. "Mak Ana nggak masuk-masuk karena nggak ada suara yang manggil, dipikir tidur. Masuk itu karena diajak sama Bibi Lik," imbuhnya. *** Bersambung ...                  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN