BAB 08 - Stalker

1844 Kata
Kupikir mereka sudah mendapatkan foto yang bagus untuk dilaporkan pada kakek. Aku tidak peduli dengan yang lainnya, aku menegakan tubuh menarik diri. Ana mengambil satu langkah mundur, ketika mata kami bertemu aku memberikannya isyarat untuk segera masuk ke dalam mobil. Kepalanya mengangguk kecil, ia melakukan apa yang ku minta, cepat-cepat masuk ke dalam mobil lalu aku menyusul di belakangnya. Suara notifikasi email masuk menarik perhatianku, dari ujung mataku Ana seolah ingin mengatakan sesuatu, ia terus melirikku. Aku mengabaikannya biarkan dia memikirkan apa yang benar-benar ingin ia katakan dulu sementara aku di sibukkan dengan apa yang berada di dalam emailku saat ini. “mereka tidak akan membunuhku kan?.”tanyanya dengan suara ditarik-tarik. Ana Wren, aku pikir ia hal yang membuatnya takut saat ini adalah kematian. Aku tak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum mendengarnya, ia membuatku ingin tertawa jika terus bertanya tentang hal ini. “kapan kau akan berhenti untuk bertanya tentang hal itu!.”Aku serius ia tak seharusnya mengkhawatirkannya. “aku hanya khawatir.”ekspresinya berubah sendu, matanya menatap ke arah kedua tangannya yang bertaut, jari-jemarinya bergerak gelisah di atas tas slempang yang berada di pangkuannya. “jika kau bersama ku, maka kau akan aman.”kepalanya menoleh ke arahku dengan cepat, seolah aku telah mengatakan hal yang salah, ekspresinya terlihat kesal. Akut ak mengerti apa yang salah, biasanya wanita akan luluh jika seorang pria mengatakan hal itu. hal itu yang ku ketahui, tapi sepertinya tidak mempan pada Ana. Dia membuatku ingin sekali mengetahui apa yang dia pikirkan. “maksudmu, jika nanti sandiwara ini berakhir dan aku menjauh darimu aku akan mati. Jangan menakutiku.”aku kehilangan kata-kata, dia membuatku bingung dan menenangkan khawatiran wanita bukanlah keahlianku. Ituah sebabnya aku tak ingin terlibat wanita karena mereka semua merepotkan. “akan ku pastikan kau tidak mati.”sepertinya tak membuatnya membaik karena ekspresinya tak berubah, wajahnya tertekuk kini pandangannya mengarah ke luar jendela. Aku tak tahu harus mengatakan apa, kini Ana hanya diam dan aku membiarkannya. Sesampainya di Apartemen kedua mataku melihat Philip, ketika ia menatapku kepalanya mengangguk. Ia tahu apa yang kupikirkan, bertanya mengenai orang-orang yang membuntuti kami, Phil mengkonfirmasi pertanyaanku, orang-orang itu masih berada di sekitar kami, ingin mengetahui hubungan kami sejauh ini, itulah kenapa aku menyeret Ana untuk tinggal bersama denganku di sini. Seorang penjaga keamanan membukakan pintu untukku baru saja aku ingin mengatakan sesuatu pada Ana, yang ku dapati dia malah ingin keluar dari sisi pintu di sebelahnya yang membuatku spontan menahannya pergi dengan memegang tangannya tapi yang ku dapati hanyalah memegang tudung jaketnya bukan nya bahunya. Aku tidak memiliki pengalaman dalam hal ini, s*x sambilalu tidak ada keterkaitan tentang memahami dan memikirkan cara menjaga sedikit perasaan atau apapun itu, hal-hal yang merepotkan dalam suatu hubungan. “mereka mengikuti kita, beraktinglah dengan baik.”aku berbisik di dekat telinganya, tubuhnya bergerak meronta tak ingin berdekatan denganku. Ketika ia berbalik menatapku ekspresinya terlihat kesal, dia marah lagi. Tak ingin tanganku menyentuhnya. “pasangan banyak yang bertengkar kenapa kita tidak memainkan peran itu saja.”apa katanya! Aku dapat melihat pantulan penjaga keamanan yang menahan tawa, dia mendengakan pembicaaan kami. Sikap Ana membuatku kesal, susah sekali mengaturnya. Aku tak ingin berkata kasar atau melemparkan kalimat ancaman padanya namun jika aku tak mengatakannya ia tak akan melakukan apa yang ku inginkan. “aku yakin kau tidak akan senang jika melihatku marah,”perkataan ku membuatnya terhenyak. Ia tak mengatakan apapun lagi yang menunjukkan kekesalannya namun ekspresinya tak menutupi hal itu. Aku keluar lebih dulu lalu meraih tangannya, membantunya keluar dari mobil. “cukup saling diam saja, tidak perlu memakai tenagamu untuk menjiwai peran itu.”ucapnya dengan suara berbisik.   “kau mulai mengaturku sekarang.”ucapku dengan suara lirih agar penjaga keamanan di sebelah ku tak bisa mendengarnya. “aku hanya memberi saran.”ia mencondongkan tubuhnya ke arahku dengan suara berbisik lalu menyenggol lenganku. Aku pikir ia baru saja marah padaku lalu kini ia bersikap seolah tak ada yang terjadi di antara kami. Mood nya cepat sekali berubah, membingungkanku. ** Sesampainya di kamar aku bergegas untuk mandi dan berpakaian. Suara Ana terdengar ketika aku masih berada di ambang pintu kamar. Wanita itu memiliki suara yang sangat keras. Apartemen ini kini menjadi sangat berisik, entah kapan aku akan terbiasa dengan suasana yang sangat baru ini. “selamat makan nona Wren.”ucap Gail. Aku menghentikkan langkahku untuk melihat apa yang tengah mereka lakukan. “ini untukku?.”tanya Ana, memangnya ia pikir untuk siapa lagi. Ia sedikit lugu dan bodoh. Aku bisa mengatakan hal itu tentang dirinya. “tentu saja.”jawab Gail, aku kembali melanjutkan langkahku menuju ruang makan. “lalu itu siapa? Tristan?.”kedua bola mataku berputar mendengarnya. “tidak senang makan malam bersama denganku?.”Ana tersentak kaget, kepalanya berputar menatapku yang berjalan menghampirinya. Kenapa dia terkejut melihatku di sini. “Ya. Melihatmu hanya membuatku teringat dengan senapan.”Dia membutku tertawa, lucu sekali Ana. Ia tak juga berhenti untuk memikirkan tentang pembunuhan, bagaimana caranya agar membuatnya percaya. Aku merasa tak enak membuatnya tak nyaman dengan terus memikirkan tentang hal itu, tapi berapa kalipun aku mencoba untuk menjelaskan padanya jika aku tak akan melakukannya ia tak akan pernah percaya dan aku tak peduli lagi, terserah padanya jika dia tidak mau percaya padaku dan tetap pada pemikirannya.  “pikirkanlah itu terus, dan beraktinglah lebih baik.”aku menggodanya. Menarik kursi di hadapannya, ia mengegrutu sesuatu tanpa suara, mungkin memakiku. Aku mulai menyantap makan malam kami, sementara Ana tampak ragu. Beberapa kali ia melirikku, seolah ingin mengatakan sesuatu. Aku tak suka berbicara saat makan tapi akan sulit melakukannya dengan Ana yang berada di hadapanku, wanita itu tak memiliki aturan dalam hidupnya dan bersikap seenaknya. “makanlah. Kenapa memerhatikanku terus begitu.” “aku penasaran.. boleh aku bertanya sesuatu?.”benarkan, ia ingin bertanya tentang sesuatu. Banyak hal yang selalu ia tanyakan, sulit membuatnya diam dan mengikuti saja alur yang ku ciptakan untuk sandiwara ini. “jika aku bilang tidak apa kau akan diam?.” Ia mencondongkan tubuhnya ke arahku, tanpa menjawab pertanyaanku. Seharusnya ia tak perlu bertanya karena ia akan tetap berbicara tanpa persetujuanku. “Apa setiap hari akan seperti ini? Mereka menguntit untuk mencari tahu kebenaran tentang status kita?.” Ana menarik diri, menyandarkan punggungnya kembali ke kursi. “aku tidak tahu, kemungkinan ya. Sampai kakekku percaya.” “bukankah mafia sangat sibuk, aku sering mendengar jika mereka sangat sibuk mengatur urusan ini itu. bisnis, kenapa repot-repot mencari kebenaran tentang status cucunya.” Dia terlalu banyak menonton film.  "Kakekku memiliki banyak sekali orang yang bisa melakukan pekerjaan ini. Khawatirkan saja aktingmu." Ia seharusnya bisa bersikap lebih baik untuk meyakinkan sandiwara ini. Ana memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya, ekspresinya kosong menatap ke arah meja. Dia membuatku penasaran, apa yang tengah Ana pikirkan sekarang? mengenai kakekku atau aku, aku harap bukan lagi tentang omong kosong mengenai kematian. “Apa yang kau pikirkan?.” “aku hanya merasa tidak nyaman, berapa banyak fotoku yang akan mereka ambil, jika ekspresiku terlihat sangat jelek itu akan sangat menganggu.”Sebelah alisku terangkat, kalimat yang kleuar dari bibirnya adalah kejutan. Aku tak bisa menebak pikirannya, tersesat dalam tebak-tebakan akan perasaannya. Wanita yang unik. “kau takut dengan penampilan jelekmu?.”Aku tak menduga ia akan mementingkan riasanya di bandingkan slogan kematian yang selalu ia gaungkan.   “ekspresi atau apa yang aku lakukan, sampai kapan? Mereka tidak akan menguntitku ke toilet kan!.”dia hampir saja membuatku tersedak. Astaga wanita ini, “mereka tahu batasan Ana. Jangan terlalu berpikir berlebihan. Mereka juga tidak akan membunuhmu, mereka hanya akan mengambil gambar jadi jangan khawatir.” “itu juga termasuk privasi, kau mengatakannya seolah tidak ada masalah dengan itu. Aku kan bukan selebriti.”dia mendebatkan hal konyol yang seharusnya di skip saja. wanita ini membuatku kehilangan kata-kata, baru kali ini aku tak bisa membalas perkataan dari lawa bicaraku. Jika dia bukan Ana aku sudah memberikan kata-kata tajam yang bisa membuatnya menangis atau bertekuk lutut karena ketakutan. “makanlah Ana.”seruku memerintah. “Ya.. ya aku makan.”Ia mulai menyentuh pisau dan garpu, memotong dagingnya perlahan-lahan. Wajahnya bersungut-sungut, tak puas dengan jawaban yang ia dapatkan. Keningnya mengerut, ekspresinya membingungkanku, apa yang tengah Ana rasakan saat ini membingungkanku. Biasanya aku bisa menebak apa yang lawa bicaraku katakan tapi sulit bagiku untuk melakukannya pada Ana. Jika dia terlalu takut pada hal yang ia hadapi seharusnya ia tak perlu merasa demikian, aku tak akan membiarkannya terluka. Aku sudah selesai dengan makan malamku, aku pergi dari hadapannya menuju dapur untuk menaruh piringku di tempat cuci dan mencuci tanganku. Pikiranku tak juga berhenti untuk menebak-nebak apa yang tengah Ana pikirkan, aku ingin kembali menuju ruang kerjaku. Baru saja beberapa langkah aku menghentikan langkahku lalu menoleh pada Ana yang masih menikmati makan malamnya. Wajahnya mendongak menatapku, eksprinya datar. “aku akan memastikan keselamatanmu Ana, jadi jangan khawatir.” Setelah mengatakannya aku pergi meninggalkannya menuju ruang kerjaku. Aku tak berharap apapun, tapi akan lebih baik ia merasa lebih tenang karena janjiku barusan. Aku tak bisa tidur, setelah selesai makan Ana langsung kembali menuju kamarnya. Aku memiliki orang yang bisa ku percaya dalam memberikan informasi mengenai apa yang tengah kakek lakukan. ‘Tugas terbaru diberikan untu mencari background Ana Wren secara lengkap.’ Tidak aneh dengan hal ini, kakek pasti akan melakukannya untuk mencari tahu secara detail mengenai Ana. Mereka bersikap terlalu berlebihan tentang hal ini. mereka pasti akan terkejut jika mendapatkan informasinya. Ana adalah wanita baik-baik hal itu akan sangat mengejutkan mereka. ‘Ada yang mencari tahu tentang Ana selain kakek anda tuan. Kami sedang mencari tahu siapa.’ Pesan lainnya masuk, ada satu orang yang terpikirkan olehku siapa dia. Jika dia berniat menyakiti Ana, maka mereka akan berurusan denganku. ** Aku hanya bisa tidur selama 3 jam, banyak hal yang kupikirkan apalagi dengan pesan terakhir. Email masuk terus mengganggu untuk menarik perhatianku. Pandanganku terus tertuju pada layar ponselku hingga nyaris tak menyadari Ana akan keluar dari mobil. “nanti sore aku akan pulang sendiri. Kau tidak perlu menjemputku.”spontan wajahku menoleh padanya, menatapnya sengit. Seharusnya kita sudah sepakat.   “sudah ku ka..” “aku kan kekasihmu bukan tahananmu, banyak pasangan yang tinggal serumah pulang pergi masing-masing. Kau takut aku kabur ya? Aku tidak akan melakukan hal itu. Aku sangat bertanggung jawab dengan janji dan peraturan yang sudah kita buat. Percayalah padaku.”dia menyelaku dengan keyakinan tentang sandiwara ini, pikiranku diambil alih oleh pesan-pesan yang masuk ke dalam emailku dan membiarkan Ana melakukan apa yang ia inginkan untuk hari ini saja. Aku akan memikirkannya nanti setelah membaca semua pesan-pesan ini.   “aku pergi.”ucap Ana, mataku tertuju pada lampiran foto di dalam emailku. Ada seorang pria yang sedang berbicara dengan seorang wanita paruh baya di sebuah Restoran yang berdekatan dengan pantai. Aku mengenal pantai ini, pantai di California, aku perah kemari untuk bermain jet ski, salah satu rumah kleuargaku tak jauh dari sini. Wanita ini sangat tidak asing, seolah-olah aku pernah melihatnya di suatu tempat. Phil melakukan mobilnya, aku pernah mengatakan untuk pergi setelah memastikan Ana benar-benar masuk ke dalam tempat tujuan dan orang yang akan mengawasinya sudah berada di sana untuk memantau. Berjaga-jaga jika sesuatu yang buruk menimpa Ana.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN