“Nah, bukankah lebih nyaman jika kita bicara hanya berdua?” Senyuman Johny kian merekah setelah Saga keluar dari apartemennya. Dipandanginya Renata tanpa jeda dan memuji betapa cantiknya wanita itu. Renata menyunggingkan senyum simpul kemudian kembali memulai pembicaraan. “Baiklah, kalau begitu kita mulai dengan–” “Tunggu, tunggu dulu. Tunggu sebentar.” Johny kembali menyela kemudian bangkit dari duduknya dan menuju dapur. Tak lama ia kembali dengan membawa 2 gelas minuman. “Aku benar-benar lupa padahal anda adalah tamu. Silakan.” Johny meletakkan 1 gelas ke atas meja di depan Renata dan 1 gelas di depannya. Renata tetap menyunggingkan senyuman meski dalam hati ia sudah muak. “Baik lah, mari kita lanjutkan,” ucap Johny seraya menyilangkan kaki. Renata mengangguk kemudian ke