Jam makan siang hampir tiba saat Teguh mendapat panggilan ke ruang direktur. Dirinya pun sedikit merasa cemas mengingat apa yang terjadi beberapa waktu sebelumnya, di mana Renata memergokinya di toilet bersama Nadya. Teguh membenarkan dasinya sambil mengembuskan napas panjang lewat mulut sebelum mengetuk pintu ruangan sang direktur. Ia kemudian mengetuk pintu lalu melangkah masuk menemui sang atasan. “Selamat siang, Pak Hanry. Anda memanggil saya?” ucap Teguh seraya melangkah hingga akhirnya langkahnya terhenti di tengah ruangan di depan meja Hanry. Hanry duduk di kursi direkturnya dengan pandangan lurus menatap Teguh di mana raut wajahnya tampak dingin. Kedua tangannya yang saling terpaut lewat sela-sela jari dengan siku bertumpu meja, berada di depan mulut. “Kau tahu kenapa aku me