“Dia tidak melakukan sesuatu padamu, kan, Re?” Teguh bertanya dengan raut wajah cemas. Ia baru saja kembali dan mengatakan pada Renata bahwa pria asing yang mengancamnya berhasil kabur. “Tidak. Dia hanya minta uang,” jawab Renata. Tangan Teguh mengepal di atas pahanya. “Padahal tadi aku hampir berhasil menangkapnya tapi, dia berhasil lolos. Jika saja dia berhasil kutangkap, dia pasti sudah habis di tanganku,” ucap Teguh disertai geraman tertahan. Renata terdiam selama beberapa saat kemudian melirik Teguh dan mengatakan, “Terima kasih kau datang di waktu yang tepat.” Teguh tersenyum puas dalam hati mendapat pujian seperti itu. Ia yakin Renata akan bersimpati padanya setelah sandiwara yang ia buat. “Tidak perlu kau pikirkan. Mungkin karena kita memiliki ikatan batin yang kuat. Sejak