Alasan yang tidak terkatakan

1603 Kata

Dokter Jo mengabaikan Rahel yang sudah sibuk mengecek laporan di mejanya. Seolah keberadaannya tidak ada. Rahel juga menyadari kalau dokter Jo masih marah padanya, perihal niatnya untuk mundur sebagai asistennya. Dari pada sampai sore, mereka benar-benar sibuk dengan jadwal kunjungan pasien. Bahkan setelah sore nanti, dokter Jo masih harus ikut rapat dengan dokter spesialis bedah syaraf tentang pasien tumor otak yang akan dijadwalkan operasi bulan ini. Rahel hanya anak bawang jika diikutkan dalam rapat nanti. Tapi dokter Jo sangat baik, membiarkannya ikut mendengarkan diskusi mereka. "Kamu sudah melihat daftar calon asisten baruku?" "Ya, Dokter!" Rahel mengangguk cepat. "Menurutmu, apakah mereka lebih baik darimu?" Dokter Jo telah meletakkan tangannya di atas pegangan kursi, memperha

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN