Luzia kini mengurung dirinya di dalam kamar mandi. Setelah Rysh memanggilnya untuk makan bersama, dia merasakan sesuatu yang aneh. Tubuhnya terasa memanas, terasa amat tersiksa. Ia memejamkan mata, tangannya terkepal dan hanya bisa menahan rintihan sakit. Tubuhnya menginginkan sesuatu yang dia sendiri tidak mengerti, tak bisa dikendalikan. Tangan Luzia berusaha mengunci pintu saat mendengar suara Rysh, ia menahan pintu dengan tubuhnya yang lemah dan tak berdaya. Suara ketukan terdengar, awalnya begitu tenang kemudian memburu. Luzia hanya bisa terdorong ke belakang pintu, dan menatap pria yang kini berdiri di hadapannya. "Per-gi!" tegasnya pelan, ia mati-matian menahan dirinya agar tidak menyerang. Namun, harapan hanya tinggal kenangan. Rysh malah berdiri di depannya, men
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari