Selama sarapan berlangsung, Naswa lebih banyak diam. Dia hanya tersenyum seraya merespon perbincangan kecil antara Kaifiya dengan Alia dan Adam. Lebih dalam ia memperhatikan wanita itu sepertinya menyukai Adam. Dari nada bicara dan tatapannya terhadap Adam terlihat berbeda. Sikap manjanya juga seperti sengaja dibuat-buat demi menarik perhatian Adam. Naswa tidak tahu ada apa dengan hatinya. Dia sangat tidak menyukai sikap Kaifiya terhadap Adam. Menurutnya, wanita itu sangat berlebihan seperti tidak memiliki harga diri di hadapan orang-orang. ‘Apa yang kau pikirkan, Naswa? Mereka berteman sejak kecil. Tentu saja mereka bisa sedekat itu. Sama seperti kau dan Pai,’ batinnya mencoba untuk menenangkan diri sendiri. Adam berulang kali mencuri pandang ke arah Naswa. Ekspresi wanita itu terliha