..**.. Naswa benar-benar menunggu Pai sampai pria itu selesai dari kegiatannya. Dia sungguh tidak habis pikir, pria yang sudah ia anggap sebagai abangnya sendiri tidak bisa melepas kebiasaan buruknya itu. Entah dengan cara apa lagi dia harus menjelaskan dampak buruknya. Bahkan Naswa sudah menyuruhnya untuk menikah saja sebagai jalan aman dan sehat untuk melampiaskan hasrat. Tapi Pai justru mengatakan jika tidak ada wanita di dunia ini yang mau menerima dirinya sebagai pria berengsek. Sungguh konyol sekali, pikir Naswa. Bertahun-tahun ia mengenal Pai sebagai pria berengsek, tapi pria itu benar-benar tidak mengindahkan kalimatnya. Yang membuat Naswa semakin kesal adalah ketika Pai mengatakan ia anak kecil, lalu ia akan berhenti jika dirinya sudah puas.