Bab 34. Sebuah Rasa Cemburu

1017 Kata

Pandangan Intan terangkat. Menatap sosok ayah dengan terluka, namun itu hanya sejenak. Intan mulai tersenyum sinis, sebab wanita tersebut telah terbiasa dengan sikap buruk sang ayah. Sekali pun berusaha menunjukkan wajah yang tegar. Pada kenyataannya, penyakit telah membuat Intan terdiam dengan lara yang luar biasa. Aksa sampai menarik napas. "Benar-benar merepotkan." Ayah Intan mulai meninggalkan kursi kerja. Berjalan keluar ruangan dan memanggil seseorang, terbukti dari pembantu yang mendekat dengan terburu. "Mari Nona, saya bantu ke kamar," tawar pembantu tersebut. Namun, Intan langsung menepis tangan pembantu yang berusaha membantu. "Aku tidak butuh bantuan," ujar Intan pelan. Perlahan Intan bangun dari duduk, lantas melangkah dengan kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Mata

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN