Waktu jam mengajarpun kian hanya tinggal hitungan menit lagi. Avelyn yang sadar karena telah diperlakukan tidak sopan oleh Farlten lantas ia pun marah. “Kamu tuh apa-apaan sih? Kenapa? Apa ada masalah denganku?” tanya Avelyn beruntun. Farlten melemparkan sebuah ikat rambut yang ia tarik dengan sembarangan, ia pun sengaja berniat melakukan hal itu untuk menutupi lehernya yang telah bertanda. Tapi tujuannya disalah artikan oleh sang pemilik ikat rambut tersebut. Lagi dan lagi dirinya terus saja dibuat kesal oleh tingkah Farlten yang seenak bersikap gitu aja. Avelyn saat ini tidak ingin diajak bercanda, tapi Farlten malah memancingnya hingga membuat dirinya menjadi bertambah kesal. “Dasar ceroboh!” ungkap Farlten dengan suara tegasnya. Mata Avelyn membelalak tidak mengerti arah tujuan mak