EPISODE 15 : Pembebasan ( Part. 2 )

4419 Kata
"I see... so, I underestimate... you badly, eh... But... NOT ANYMORE! (Begitu ya... Jadi, aku terlalu... meremehkanmu, ya... Tapi... TIDAK LAGI!)" Kata Chimera. Aku melihat luka robek di tubuhnya itu mulai sembuh. Sembuhnya pun juga dalam tahap yang sangat cepat. "I never knew that lizards or worms have that super, so I called, regeneration. (Aku tidak pernah tahu bahwa kadal atau cacing memiliki regenerasi yang begitu super.)" Kataku. "Of course they don't. Who do you think am I? I am Chimera, leader of the science research and development element in Myth. My genetic engineering is at phase 2. Not only I can put a normal traits of any creature's genetic, but in a more advanced form. (Tentu saja mereka tidak punya. Kamu pikir siapa diriku? Aku Chimera, ketua dari elemen penelitian dan pengembangan sains di Myth. Kemampuan rekayasa genetik milikku ini fase dua. Tidak hanya perilaku normal genetika makhluk hidup yang bisa aku integrasikan, tetapi perilaku yang lebih jauh lagi dari genetika makhluk hidup itu.)" Kata Chimera. "Of course, you have the ability to do that. Otherwise, Professor Wang is just hyperbolic. (Tentu saja paling tidak kamu bisa melakukannya. Karena kalau tidak, apa yang dikatakan oleh Professor Wang mengenai Myth ini hanya dilebih-lebihkan saja.)" Kataku. "Shall we begin round two? (Akankah kita mulai ronde kedua?)" Tanya Chimera. "Why not? (Kenapa tidak?)" Jawabku. Hmmm, walaupun Chimera ini bukan tipe petarung, sepertinya ia akan cukup merepotkan. Ia memiliki banyak sekali gen, bahkan mungkin semua makhluk hidup. Punya regenerasi yang lebih cepat dari kadal, neurotoksin yang lebih mematikan dari ular kobra, gigi yang lebih tajam dari hiu, sensor suara yang lebih tajam dari kelelawar, kaki yang lebih cepat dari cheetah, dan binatang-binatang lain yang masih banyak lagi. Belum lagi kalau ia juga bisa mengintegrasikan gen hewan-hewan purba ke dalam tubuhnya. Aku bingung, bagaimana mungkin tubuhnya bisa kuat menerima gen-gen makhluk hidup dalam jumlah besar begitu. Memang seperti yang dikatakan oleh Professor Wang, Myth itu lebih maju dalam hal perang, militer, teknologi, sains dibandingkan dengan teknolog******nologi yang ada sekarang. Aku yakin bahwa Chimera bahkan tidak tahu apa itu tenaga ki, karena daritadi aku lihat bahwa ia hanya mengandalkan kekuatan fisik saja. Tidak satupun serangan darinya berisi tenaga ki. Walaupun begitu, dengan segala kelebihan makhluk hidup yang ia punya, tetap saja ia lawan yang sama berbahayanya dengan orang yang menguasai tenaga ki tingkat tinggi seperti Phoenix. Hmmm? Tunggu. Di perusahaan tempatku bekerja, tenaga ki mulai diperkenalkan pada staff yang jabatannya supervisor. Mulai dilatih untuk menggunakannya pada staff yang jabatannya manager. Walaupun tidak ahli, orang-orang seperti Diana, Fera, Abby, dan Yuna memahami cara untuk menggunakan tenaga ki yang mengalir dalam tubuh, walaupun hanya sebatas penggunaan standar. Sedangkan Chimera ini, yang kurasa jabatannya sangat tinggi di organisasi Myth ini, tidak menguasai tenaga ki sama sekali? Sungguh sangat aneh. Tidak, bukannya dia tidak menguasai. Dia pasti tahu cara menggunakan tenaga ki, karena tenaga ki sebetulnya banyak sekali gunanya, tidak hanya untuk bertarung saja. Tidak mungkin dia tidak menguasainya sama sekali. Untuk menggunakan tenaga ki, dibutuhkan konsentrasi yang sangat tinggi. Artinya, dia tidak bisa berkonsentrasi yang cukup untuk menggunakan tenaga ki. Kenapa ya? Aku berusaha mengingat-ingat kejadian pertarunganku dengannya. Ya, aku memperhatikan sesuatu. Ketika ia menggunakan rekayasa genetika terhadap tubuhnya sendiri, ekspresi wajahnya selalu berubah. Berubah menjadi lebih sadis, dan terlihat kelaparan. Sadis... kelaparan... keinginan untuk makan... naluri... Ya, naluri! Dia pasti belum tahu cara menekan naluri k**********n para hewan predator untuk mencari makan. Saat bertarung, kita para manusia diberi keuntungan yang sangat lebih karena kita memiliki akal dan budi untuk berpikir mana yang benar dan mana yang salah. Karena itu, kita bisa menyusun strategi yang matang untuk memastikan keberhasilan yang peluangnya lebih besar dibandingkan dengan hewan yang hanya mengandalkan nalurinya. Baiklah kalau begitu, akan kucoba untuk mengobservasi lebih lanjut. Kali ini, ia maju dengan kepalanya sudah berubah menjadi banteng. Menyerang dengan tabrakan? Aku memasang kuda-kuda bertahanku, dengan pedang nodachi-ku yang kupegang dengan dua tangan didepan tubuhku, bersiap menahan tanduk banteng yang ia miliki. Aku sengaja memilih untuk bertahan dari serangannya, karena jika menghindar terus, aku tidak akan menemukan titik lemah dari Chimera. Secara stamina, walaupun aku memiliki tenaga ki yang berguna juga dalam mengatur pengeluaran energi menjadi jauh lebih hemat, tetapi Chimera ini memiliki banyak karakteristik hewan didalam tubuhnya, dimana hewan-hewan biasana memiliki stamina yang lebih tinggi dibandingkan manusia. DUUKKK... Aku berhasil menahannya. Tapi pertahananku tidak berlangung lama. Lama-lama, kekuatan dorongannya semakin besar. Kali ini, ia mengubah bagian leher sampai perutnya menjadi kuda, dan perut kebawah sampai kakinya menjadi cheetah. Sial, aku tahu apa yang ia rencanakan. Ia bermaksud mengkombinasikan tanduk mematikan banteng, kekuatan kuda, dan kecepatan cheetah. Bersama-sama, kombinasi ketiga hewan itu akan menciptakan momentum yang sangat hebat untuk tanduk mematikan banteng yang ada di kepalanya. Tiba-tiba saja ada yang mencengkram kakiku. Saat aku melihat kebawah untuk mengetahui apa yang mencengkram kakiku, ternyata tangan kanannya sudah berubah menjadi kaki burung elang, dimana elang memiliki kekuatan mencengkram yang sangat hebat. Ukh, bagaimana mungkin? Empat rekayasa binatang sekaligus. Mungkinkah tubuh manusia biasa kuat untuk mengatasi empat transformasi binatang begini? Disamping itu, bagaimana mungkin ia mengubah tangan kanannya menjadi kaki burung elang? Karena komposisi sel tubuh pada tangan dan kaki kan berbeda? Tidak, nanti saja aku baru memikirkan itu. Aku harus mempersiapkan diriku untuk serangan yang tidak terelakan ini. Aku memperbesar tenaga ki-ku dan menyebarkan ke seluruh tubuh untuk memperkuat pertahananku. Untuk dapat lebih bertahan lagi, aku memindahkan seluruh tenaga ki milikku yang ada di tangan dan pedangku untuk bertahan ke seluruh tubuhku sehingga aku memperoleh pertahanan yang lebih. Bersamaan dengan itu, aku menghempaskan tubuhku kebelakang untuk mengurangi impuls dari serangan Chimera yang mematikan ini. Saat itu juga, serangan Chimera langsung membuat tubuhku terpental sampai ke tembok logam yang ada dibelakangku. Aku merasakan sakit yang luar biasa ketika tubuhku membentur tembok logam itu. Sial, begini saja sudah sakitnya setengah mati. Sedikit saja aku terlambat melakukan langkah-langkah tadi, aku pasti sudah cacat permanen, atau lebih parahnya lagi mati. "I see you're confused about few things. Let me give you a clarity then. With level one genetic engineering, or in my case I call my ability "gene drive", I can handle two transformations of any animal. With level two gene drive, I can handle two transformations of any animal with enchanced trait. And with level three gene drive, I can handle four transformations of any animal, with cell-memory modification. (Aku tahu bahwa kamu bingung akan beberapa hal. Akan kuberikan penjelasan. Dengan level satu rekayasa genetika, atau dalam hal ini kusebut "pengendalian gen", aku bisa melakukan dua transformasi binatang apapun pada tubuhku. Dengan level dua pengendalian gen, aku bisa melakukan dua transformasi binatang apapun dengan kekuatan yang melebihi gen aslinya. Dengan level tiga pengendalian gen, aku bisa melakukan empat transformasi binatang apapun, dengan sel pengingat)." Kata Chimera. Sel pengingat? Aku pernah mendengar bahwa peneliti di negara maju, seperti Amerika Serikat, sudah mulai melakukan penelitian pada molekul suatu benda mati untuk mengingat perpaduan molekul yang membentuk suatu benda. Aplikasinya adalah, jika kita menghancurkan suatu benda, maka benda tersebut bisa kembali menyatu lagi karena molekul-molekul yang menyusun benda tersebut mempunyai "ingatan" akan molekul-molekul lain yang menjadi partner nya dalam membentuk suatu benda. Akan tetapi, aku belum pernah mendengar akan adanya penelitian tentang sel hidup pengingat. Hanya sempat tercetus dipikiranku. Organisasi Myth ini sudah melakukan penelitian tentang sel hidup pengingat rupanya. Pantas saja dia bisa merubah tangannya menjadi kaki burung elang, dimana struktur fungsi dan sel tangan dan kaki berbeda. Kalau begini, bukan mustahil untuk menghidupkan orang mati dengan mengembalikan sel-selnya seperti semula dengan sel pengingat. Memang organisasi yang mengagumkan, dan sangat berbahaya. "With that excellent skill of yours, why do you help Myth? (Dengan kemampuanmu yang begitu hebat, kenapa kamu bekerja pada Myth?)" Tanyaku. "What do you suggest me to do then? (Apa yang sebaiknya kulakukan menurutmu?)" Tanya Chimera balik. "You can use your skill for greater good, rather than make something to destroy others. (Kamu bisa menggunakan kemampuanmu untuk sesuatu yang lebih baik, daripada membuat sesuatu untuk menghancurkan yang lain.)" Kataku. "Very well, let me tell you. My name is Marina Victorinov. I am a master of biotechnology, from Peoples' Friendship University of Russia. I always have interest in ecology biotechnology and genetic engineering. Everyday, I mutilated an animal, from a small one to a big one, to analyze its gene and traits. It is always a pleasure for me to do that. (Baiklah, biar kuberitahu. Namaku Marina Victorinov. Aku adalah seorang mahasiswa magister bioteknologi, dari Peoples' Friendship University of Russia. Setiap hari, aku memutilasi hewan, dari yang kecil sampai yang besar.)" Kata Chimera. "Don't you feel guilty? (Tidakkah kamu merasa bersalah?)" Tanyaku. "Why should I? Afterall, humans is the most gifted above all creature. We are meant to rule them. (Kenapa harus begitu? Lagian, manusia adalah makhluk paling tinggi diantara semuanya. Sudah menjadi takdir kita untuk memimpin mereka.)" Kata Chimera. "Typical freak scientist. Go on. (Tipikal peneliti yang aneh. Lanjutkan.)" Kataku. "Finally, it is time I must do research for my thesis. I propose Animal Genetic Engineering and Its Applicance to Human Body. But, those freak council of science rejected my proposal. They said that there is a probablity for bio-weapons creation. SO WHAT??! SO WHAT IF A BIO-WEAPON IS CREATED WITH THIS??! THOSE HYPOCRITES SCIENTIST CALL THEMSELVES SCIENTIST, AND THEY FEARED SCIENCE ITSELF! THEY DON'T DESERVED TO BE SCIENTIST! (Akhirnya, sudah waktunya aku harus melakukan penelitian untuk tesis-ku. Aku mengajukan "Rekayasa Genetika Binatang dan Pengaplikasiannya pada Tubuh Manusia". Tetapi, para perkumpulan sains menolak proposalku. Mereka mengatakan bahwa ada kemungkinan pengembangan senjata biologis. LALU KENAPA??! MEMANGNYA KENAPA JIKA SENJATA BIOLOGIS DIKEMBANGKAN DENGAN INI??! PARA PENELITI MUNAFIK ITU MENYEBUT DIRI MEREKA PENELITI, DAN MEREKA TAKUT DENGAN SAINS ITU SENDIRI! MEREKA TIDAK PANTAS DISEBUT PENELITI!)" Teriak Chimera. Sudah kuduga, model peneliti yang aneh dan psikopat dia ini. Dalam sekejap, aku sudah menemukan cara untuk mengalahkannya. "And I guess, Myth offers you everything, money and facility, for you to develop your own research? (Dan kutebak, Myth menawarkan kamu semuanya, dana dan fasilitas, untuk mengembangkan penelitianmu?)" Tanyaku. "Exactly. Only Myth has the same vision as me. It is a great organization with liberal vision. You should join too. It's a great shame to kill someone as valuable as you. (Betul. Hanya Myth yang memiliki visi yang sama denganku. Myth memang organisasi yang hebat dengan visi yang liberal. Sebaiknya kamu bergabung juga. Sangat disayangkan untuk membunuh seseorang yang berharga sepertimu.)" Kata Chimera. Ayolah. Apakah aku sehebat itu? Dalam tiga hari saja sudah dua orang yang mengajakku bergabung. "I'll think about it. After I kill you of course, unless you decide to let that girl go. (Akan kupikirkan. Setelah aku membunuhmu tentunya, kecuali jika kamu memutuskan untuk melepaskan wanita itu.)" Kataku sambil menunjuk wanita yang sedang kesakitan di dalam ruangan yang dilapisi kaca disampingku itu. "Nah. She's too precious to be released. (Tidak. Dia terlalu berharga untuk dilepaskan.)" Kata Chimera. "Oh, what happens to the human being the most gifted above all creature? (Oh, apa yang terjadi dengan manusia adalah makhluk yang paling tinggi diantara semuanya?)" Tanyaku. "Well, she's not a human. She's a ghost. Unseen, untouchable, and unworthy. (Yah, dia bukan manusia. Dia itu hantu. Tidak terlihat, tidak bisa disentuh, dan tidak berharga.)" Kata Chimera. "So, a scientist can also tells jokes. (Jadi, seorang peneliti juga bisa melucu.)" Kataku. "Shut up, you b***h! (Diam kau, dasar jalang!)" Kata Chimera. "No,no. b***h is something you used to call woman like you. (Tidak, tidak. Jalang adalah sebutan bagi perempuan sepertimu.)" Kataku. "You called yourself scientist. But you still let that woman unstable emotion dwells inside you? I'll tell you something. You and your research will not have a long life. (Kamu menyebut dirimu peneliti. Tapi kamu masih membiarkan emosi yang tidak stabil dari seorang wanita berdiam dalam dirimu? Akan kuberitahu sesuatu. Kamu dan penelitianmu tidak akan berumur panjang.)" Kataku. Mendengar hal itu, Chimera langsung memasang tampang murka. Heh. Terjebak begitu sajakah dia? "I have analyzed your tricks. None of your tricks will work on me anymore. Too bad you only integrated strong animals inside your body. I'll tell you, my weakness is rat, of course small rat is not good to go. But as far as I know, you cannot transform into gigantic rat, because your so called gene drive cannot modify the size of the cells, right? Even if you do, I know that you did not integrate something as useless as rat to your body, right? (Aku sudah menganalisa trikmu. Trik-trik milikmu tidak akan mempan lagi kepadaku. Sayang sekali kamu hanya mengintegrasikan binatang-binatang kuat kedalam tubuhmu. Akan kuberitahu, kelemahanku adalah tikus, tentu saja tikus kecil tidak akan mempan. Tapi sejauh aku tahu, kamu tidak bisa berubah menjadi tikus raksasa, karena pengendalian gen yang kamu banggakan itu tidak bisa memodifikasi ukuran sel kan? Bahkan jika kamu bisa memodifikasi sel, aku yakin kamu tidak akan mengintegrasikan sesuatu yang tidak berguna seperti tikus ke dalam tubuhmu kan?)" Kataku. "Trying to trick me, eh? Won't work, silly. (Mencoba menipuku, eh? Tidak akan bisa, konyol.)" Kata Chimera sambil tersenyum sedikit. Aku hanya tersenyum, dan memasang kuda-kuda bertarungku. Chimera pun langsung merubah ekspresi nya menjadi serius dari tersenyum. Aku merasakan aura ki miliknya sedikit kacau. Aku tebak, sepertinya ia sedang bingung apakah kata-kataku ini betul atau tidak. Aku memang takut tikus, tapi masih bisa kuhandle. Aku sengaja memberitahu kelemahanku, untuk mengambil resiko atas rencanaku selanjutnya. "That's too bad. (Sayang sekali.)" Kata Chimera. "For what? (Sayang sekali untuk apa?)" Tanyaku. "Well, I have told you what my gene drive can do. I'm sure you have watched that I have been able to revive prehistoric animals. On your way here, I'm sure you have seen the Tyranosaur that I have created. If you come here through aquatic animals development, I'm sure you have seen the frozen megalodon. If you come here through airborne animals development, I'm sure you have seen pterodactyl. Do you know how I create them? (Yah, aku telah memberitahumu apa yang bisa dilakukan oleh pengendalian gen milikku. Aku yakin bahwa kamu telah melihat bahwa aku mampu menghidupkan kembali hewan-hewan purba. Dalam perjalanan kemari, pastilah kamu telah melihat tyranosaurus ciptaanku. Jika kamu kemari melewati pengembangan hewan air, aku yakin kamu telah melihat megalodon yang beku. Jika kamu kemari melewati pengembangan hewan terbang, pastilah kamu telah melihat pterodactyl. Tahukah kamu bagaimana aku menciptakannya?)" Tanya Chimera. Damn... Sial... Aku tahu apa yang hendak ia bicarakan. "I'm sure you're aware that I don't have the ability to create animal. Rather, I modify the existing animal back into its prehistoric form. And... you know what I mean? (Aku yakin kamu tahu bahwa aku tidak mampu menciptakan hewan. Aku memodifikasi hewan kembali menjadi bentuk purbanya. Dan... kamu tahu apa maksudku?)" Tanya Chimera sambil menyeringai lebar. "Giantification... Is one of the necessary component. (Proses pembesaran... adalah salah satu komponen yang diperlukan.)" Kataku. "INDEED! (BETUL!)" Kata Chimera yang langsung dalam sekejap berubah menjadi... tikus raksasa sebesar truk tronton. Gawat... Ini gawat... Tubuhku tidak bisa berhenti bergetar. Chimera yang kini berwujud tikus raksasa mendekatiku secara perlahan, membuatku semakin mundur. Aku mundur perlahan-lahan untuk mengatur jarakku dengan Chimera. Saat sudah mencapai tembok, aku segera melompat kesamping dan memutar tubuhku, agar aku mendapatkan ruang. Tapi, tidak sulit bagi Chimera untuk berjalan mendekat kearahku. Mungkin sudah sekitar lima menit, kami terus-terusan begini. Aku berjalan mundur, sedangkan ia berjalan mendekatiku. Hingga akhirnya, tubuhnya sedikit membungkuk karena tangan kirinya sepertinya tidak kuat menahan tubuhnya. Ah, sepertinya prediksiku dan untung-untunganku berhasil. Aku langsung menyebarkan tenaga ki milikku untuk sedikit memperkuat tubuhku akibat ketakutan yang melanda tubuhku ini. Ditambah dengan keberanian yang sengaja kutinggikan untuk mengatasi rasa takut ini, akhirnya kakiku bisa maju. Aku langsung maju kearah tangan kanannya, dan memotongnya dengan pedang nodachiku. Dengan tangan kanannya yang putus, dan tangan kirinya yang sedang melemah, memberiku cukup waktu untuk mempersiapkan gerakan yang cukup sulit. Aku memegang pedang nodachi-ku dengan kedua tangannya, melompat setinggi mungkin, dan langsung memotong kepalanya. Setelah kepalanya terpotong, Chimera kembali berubah menjadi wujud manusianya. Untungnya tangan kanan dan kepalanya tetap dalam keadaan terpotong. "Are you even aware of what happened? (Apakah kamu mengerti apa yang baru saja terjadi?)" Tanyaku. Tangan kirinya yang masih menyatu dengan tubuhnya mulai bergerak, mencelupkan jarinya ke genangan darah dari lehernya, dan menulis di lantai. "What the hell did you do? (Apa yang kamu lakukan?)". "I assume you're aware that rat has a short period of menstruation. (Aku rasa kamu paham bahwa tikus mempunyai siklus menstruasi yang pendek.)" Kataku. Tangannya kembali bergerak untuk menulis di lantai. "I'm well aware of that. But it should not be now. (Aku tahu mengenai hal itu. Tapi harusnya tidak sekarang.)" "Up until now, you always transform into a "strong" animal, which have long period of menstruation. I'm not sure whether you're thinking about this. But what I'm sure is you're not calculating about the hormones reproduction system in the animal body, which is a mess if all of them are put into one human body. What will happen to your body if your body composition transform into something as drastic as rat? Your emotion should be even more unstable because your period has come, make you very vulnerable for a momment. All I do was take advantage of that situation, and delivered a fatal blow to you. (Sampai sekarang, kamu selalu berubah menjadi binatang yang "kuat", yang memiliki siklus menstruasi yang panjang. Aku tidak yakin apakah kamu sudah memperhitungkan ini. Tapi yang aku yakin adalah kamu tidak memperhitungkan sistem produksi hormon dalam tubuh hewan, dimana akan menyebabkan kekacauan jika digabungkan dalam satu tubuh manusia. Apa yang akan terjadi jika seluruh komposisi tubuhmu berubah drastis menjadi seperti tikus? Keadaan mental emosimu pasti menjadi lebih tidak stabil dikarenakan periode menstruasimu, membuatmu menjadi lemah untuk beberapa saat. Yang kulakukan hanyalah memanfaatkan situasi itu, dan mengirimkan serangan yang fatal untukmu.)" Kataku. "Are you just gambling? (Apakah kamu hanya untung-untungan saja?)" "Yes, I am. (Begitulah.)" Kataku. "Oh s**t. How unlucky am I. (Sial. Betapa tidak beruntungnya aku.)" "Well, I really want to have a little more chit-chat with you. Unfortunately, I run out of time. As far as I know, cockroach will die if the entire nerve system on its thorax stops, which helps you regain your consciousness right now, right? (Yah, aku sangat ingin berbasa-basi sedikit lagi denganmu. Sayangnya, aku kehabisan waktu. Sejauh yang kutahu, kecoa akan mati jika seluruh sistem saraf pada thorax mereka berhenti, dan itulah yang membuatmu belum mati sekarang kan?)" Kataku. Setelah selesai mengatakan hal itu, aku langsung menusuk perutnya, tempat pusat sistem saraf thorax kecoa berada. Sebelum pedangku mengenai perutnya, ia masih sempat menulis sesuatu di lantai. Hingga akhirnya, pedangku menusuk perutnya, dan ia berhenti bergerak. "No mercy, eh? (Tidak ada ampun, ya?)" Itulah yang ia tulis sebelum mati. Huff, aku betul-betul sangat capek. Gila, andai saja dia bukan wanita, aku pasti sudah lebih terluka lagi. Tadi aku tertolong karena ia berubah menjadi tikus, sehingga siklus menstruasinya tiba-tiba dipercepat karena terjadi perubahan siklus menstruasi dari binatang lain ke tikus. Tubuhnya pasti kaget dengan menstruasi yang tiba-tiba begitu, sehingga aku punya kesempatan untuk memanfaatkan kelengahannya dan langsung melancarkan serangan yang mematikan. Tidak. Sekalipun dia wanita, kalau saja ia tidak termakan jebakanku untuk berubah menjadi tikus, belum tentu sekarang aku masih sesehat ini. Akibat emosi nya yang sudah kupancing-pancing terus, jadinya ia kurang bisa berpikir dengan kepala dingin, dan termakan jebakanku begitu saja. Yah tapi entah karena apapun itu, takdir masih berkata bahwa aku belum mati sekarang. Aku harus fokus pada apa yang ada di depan. Langkah pertamaku adalah membebaskan wanita yang sedang dijadikan obyek penelitian ini. Aku segera menyiapkan kuda-kudaku, mengalirkan tenaga ki yang masih tersisa ditubuhku ke pedangku, dan memotong kaca tebal yang menjadi penghalangku dengan wanita itu. Wanita itu pun melihat bahwa kaca yang mengurungnya itu sudah bolong. Wanita itu segera berjalan kearahku dengan sempoyongan. Sepertinya ia cukup lemah akibat dijadikan kelinci percobaan oleh Chimera. "Y.. you... alright? (K... kamu... baik?)" Kata wanita itu, yang sepertinya berkebangsaan Rusia juga seperti Chimera. "You're safe now. (Kamu selamat sekarang.)" Kataku. "Th.. thank you... (Te... terima kasih...)" Kata wanita itu sambil memelukku. Aih, ia membenamkan kepalaku di dadanya. Ah, bukan waktunya untuk itu sekarang. Aku harus cepat menyelamatkan Fera. "Listen. Can you stand up, um... (Dengar, apakah kamu bisa berdiri, um...)" Kataku. "Rayna. I think... I can manage... (Rayna. Sepertinya... aku bisa...)" Kata wanita yang ternyata bernama Rayna itu. "Okay, listen Rayna. I'm on my way to save a person really important from me, and I am run out of time. I need you to stay in this room and pretend that you're still trapped inside. Don't go outside because it is too dangerous. After I save her, I will come to your aid, and we will escape together. (Oke, dengarkan aku Rayna. Aku dalam perjalanan menyelamatkan seseorang yang sangat berharga bagiku, dan aku kehabisan waktu. Tinggalah dulu di ruangan ini dan berpura-puralah bahwa kamu masih terjebak di ruangan ini. Jangan keluar dari ruangan ini karena terlalu berbahaya. Setelah aku menyelamatkan dia, aku akan kembali, dan kita akan keluar dari pulau ini bersama.)" Kataku. Mendengar hal itu, Rayna mengangguk sambil tersenyum. Ia juga memberikan ciuman yang lembut ke pipiku. Hah? Apa-apaan dia? Ah sudahlah, sudah cukup. Aku sudah punya Erna, Yuna, dan Fera. Kalau bisa tidak perlu nambah lagi. "Take care. (Jaga dirimu.)" Kataku sambil meninggalkan ruangan ini. Sekarang, aku sudah keluar dari ruangan tempat aku dan Chimera bertarung. Aku kembali berada di kandang-kandang para binatang itu. Sial, rupanya jalan pintas yang tadi aku lewati itu malah mengarah ke jalan buntu tempat Chimera berada. Terpaksa aku harus kembali memutar, melewati kandang binatang, laut yang berisi megalodon beku itu, dan akhirnya aku kembali keluar. Aku berjalan memutar untuk memasuki gedung utama dari fasilitas utama ini. Untungnya, para penjaga di dalamnya sudah dilumpuhkan. Kalau melihat dari luka para penjaga, sepertinya ini pekerjaan Abby dan Yuna. Aku berlari menyusuri ruangan ini, mengikuti jejak para penjaga yang sudah lumpuh. Hingga akhirnya aku berada di suatu ruangan besar. Di tengah ruangan itu, ada prajurit lumpuh yang memakai pakaian yang berbeda dari prajurit lainnya. Sepertinya dia merupakan pemimpin para prajurit itu. Aku juga melihat Yuna, Abby, dan Fera. "Guys!" Teriakku. Mendengar teriakanku, mereka bertiga langsung menoleh kearahku. Mereka pun tersenyum lega melihatku. Fera langsung menghampiriku, dan langsung memelukku dan mencium bibirku. Aikh, dia melakukannya di depan umum. "Fer, Yuna sama Abby lagi nonton kita ini." Kataku. "Masa bodoh, pak. Habisnya aku seneng dan lega banget ngeliat bapak baik-baik aja." Kata Fera. "Aku baik-baik aja kok. Kamu gak papa kan, sayang?" Tanyaku. Sepertinya Fera cukup terkejut ketika kupanggil dengan "sayang". Tapi kemudian ia tersenyum dengan bahagia. Kemudian, ia menggeleng sambil tetap tersenyum. Imut sekali mukanya, ingin sekali rasanya aku mencubit pipinya. Kemudian, aku merasakan ada yang memeluk tubuhku dari belakang. Saat aku melihatnya, ternyata Yuna. Ah, aku serasa berada di Surga karena dipeluk oleh dua orang yang sangat kucintai. "Bos, bagi-bagi dong. Masa gue ga ada yang meluk?" Kata Abby. "Cari sendiri. Cowo juga ga masalah kok By." Kataku. Mereka bertiga langsung tertawa terbahak-bahak mendengar ucapanku. "Istri bapak?" Tanya Yuna. "Aman." Kataku. "Ci Diana?" Tanya Yuna. Ketika Yuna menyebut nama Diana, aku langsung teringat akan Diana yang terlepas dari tubuhku. Ya, perasaan itu... Kehilangan orang yang sangat aku cintai. Bahkan setelah kehilangan dia, aku baru merasa bahwa aku mencintainya sama seperti Yuna dan Fera. Kemudian, aku melepaskan pelukan Yuna dan Fera, dan mulai bercerita tentang apa yang terjadi pada Diana. Yuna memejamkan matanya, dan memeluk tubuhku untuk menenangkan aku. Sepertinya Yuna mengerti perasaanku pada Diana dan apa yang kualami. Sedangkan Fera mulai menitikkan air matanya. Tidak heran, Fera dan Diana itu sangat berteman baik dari mereka awal masuk perusahaan. Tentu saja aku tidak memberitahu Fera akan perasaan Diana padaku. Aku pun memeluk Fera sambil mengusap-usap rambutnya. "Sayang, apakah kamu sayang sama Diana?" Tanya Fera. Aku mengangguk. Kemudian, Fera memeluk tubuhku semakin erat, dan menepuk-nepuk punggungku, berusaha menenangkan aku. "Terima kasih, Fer." Kataku. "Ya sudah, kita harus cepat pergi sekarang." Kataku. Fera melepaskan pelukannya di tubuhku. Setelah itu, mereka bertiga mengangguk. Kemudian kami bertiga menuju pintu untuk keluar dari ruangan ini. Blugh... Itulah tiba-tiba suara yang kudengar. Begitu aku melihat kebelakang, aku melihat Fera sudah terjatuh di lantai. Seketika itu juga, kami bertiga langsung menghampirinya. Tubuhnya sudah kejang-kejang, dan tangannya mulai membiru. Gawat, ini racun yang sangat kuat. Aku mengamati seluruh tangan kanannya yang mulai membiru, dan menemukan sebuah luka kecil sebesar jarum. Lukanya belum kering, artinya ia baru saja mendapat luka tusukan ini. Aneh, di ruangan ini tidak ada siapapun selain aku, Yuna, dan Abby. Tunggu, Fera ditusuk dengan menggunakan jarum, artinya diujung jarumnya pasti masih ada darahnya. Di lantai yang putih begini, noda darah sekecil apapun yang tertempel di ujung jarum pasti terlihat. Aku mengamati seluruh lantai ruangan ini, tetapi tidak menemukan jarum itu. Artinya hanya satu. "Abby berdiri disitu, Yuna berdiri disana." Kataku. Aku meminta Abby dan Yuna untuk berdiri menghadapku, dengan jarak masing-masing kira-kira tiga meter. "Aku menemukan luka jarum di belakang tangan kanan Fera. Pelakunya pasti ada di dalam ruangan ini." Kataku. Yuna dan Abby berusaha melihat ke seluruh ruangan ini untuk mencari. "Tidak perlu bergerak. Di ruangan ini hanya ada kita berempat, tentunya tidak perlu menghitung prajurit yang sudah mati disana itu." Kataku sambil menunjuk kepala prajurit yang sudah tergeletak di lantai itu. "Bos... Apa bos mao bilang bahwa pelakunya..." Kata Abby. "Ya. Ada diantara kita." Kataku. Yuna tampak bingung dan heran dengan pernyataanku. "Karena pelakunya bukan aku, pastilah pelakunya salah satu dari kalian." Kataku, sambil memasang kuda-kuda tsuki dengan pedang nodachi-ku. "Pak, tunggu. Kita..." Kata Yuna. "Tidak perlu menjelaskan, Yuna. Jelaskan semuanya ketika kamu sudah terbukti tidak bersalah." Kataku. "Aku akan mendekat ke arah kalian. Jangan bergerak sedikitpun. Jika kalian menggerakan seujung jari sedikitpun, aku tidak akan ragu-ragu memenggal kepala kalian." Kataku sambil mendekat kearah mereka. Yuna dan Abby tetap diam berdiri di tempat mereka. Aku berjalan memutari mereka. Saat sudah membelakangi mereka, aku melihat dengan seksama. Yuna menggunakan baju kaos hijau dan celana panjang dengan ikat pinggang. Dibalik ikat pinggang sebelah kanannya, aku bisa melihat kilauan kecil. Apakah itu jarum? Hmmm, setelah menganalisa lebih lama, aku tahu benda apa itu yang ada dibalik ikat pinggangnya. Kini aku beralih ke Abby. Ia mengenakan pakaian kaos putih dan celana pendek tanpa ikat pinggang dan kantong. Tempat yang bisa ia gunakan untuk menyembunyikan jarum adalah di dalam pakaian atau di dalam sepatu. Kedua tangan mereka terbuka. Aku melihat sedikit keringat mengalir di tangan kiri Yuna. Aku kembali berjalan ke depan mereka dengan membelakangi tubuh mereka. Ya, setelah selesai menganalisa keadaan, aku tahu siapa pelakunya. Langsung saja aku membalikkan tubuhku, dan berlari kearah salah satu dari mereka, dan menusukkan pedangku kearah leher orang itu. CRESSS... Aku bisa merasakan pedangku menembus kulit orang itu. "Jadi, diam-diam kamu berusaha seolah-olah kamu tidak jahat, tapi sebetulnya jahat ya. Untunglah aku segera tahu." Kataku.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN