Penyusup Amatir

2266 Kata

. Pintu besar berdaun pintu kembar dari kayu jati tua itu didorong pelan dari dalam. Hampir tak terdengar bunyi berderit sama sekali dan seseorang keluar dari sana dengan langkah pelan dan tubuh sedikit membungkuk.             “Yang Mulia sudah menunggu Anda,” ucapnya sopan. Eztyo mengangguk cepat lalu mengekor di belakang pengawal Faritzal yang mengantarnya masuk menuju ruang kerja raja. Dia berhenti pada jarak yang lebih jauh dari biasanya. Menyilangkan kedua tangannya di depan perutnya dan bersikap sopan seperti para pejabat istana lainnya kala menghadap raja. Sebuah sikap yang jarang sekali Eztyo tunjukkan. Faritzal duduk di kursi kebesarannya. Kursi empuk bersandaran tinggi yang membuat punggungnya tegak. Kedua tangannya membentuk piramida menopang dagunya, sedangkan matanya men

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN