“Siapa lawannya?” “Jenderal Vozi.” “Ini akan lebih seru!” Vozi masuk ke arena. Dari jauh dia memiliki perawakan yang hampir persis dengan Angkasa. Dengan tinggi tubuh yang sebelas dua belas, Angkasa sedikit lebih tinggi. Bentuk tubuh yang juga sama idealnya, dengan otot berisi tak berlebihan, potongan rambut yang mirip dan jenis senjata yang dikuasai juga sama, spesialis pedang. Satu hal yang berbeda adalah sorot mata mereka. Angkasa memiliki sorot mata dengan seribu satu makna yang selalu berubah dan sulit diterka, sementara Vozi cenderung mudah ditebak. Vozi seorang pria yang sangat ambisius dan kasar. Angkasa sudah menyambut kedatangan Vozi dari tengah arena. Dia sarungkan dulu pedangnya setelah terpakai menahan Taarh tadi. Dengan posisi tubuh