. Di sepanjang perjalanan pergi itu, baik Angkasa ataupun Naviza tak saling bicara. Mereka bergelut dengan pikiran masing-masing. Banyak hal yang menganggu pikiran Naviza. Mulai dari rasa penasarannya pada identitas pria itu, kenapa Angkasa bersih keras melarangnya bertarung dan berurusan dengan orang Vocksar itu, dan kenapa kematian Sendratha menjadi hadiah untuk Angkasa? Naviza cukup terhentak ketika Angkasa tiba-tiba membanting kemudi kudanya berbelok ke kiri dengan sangat curam. Spontan dia sampai memeluk pinggang Angkasa untuk berpegang. “Sudah dimulai,” ucap Angkasa. Naviza melongok ke belakang. Barisan prajurit dan polisi keamanan kota berduyun-duyun dalam formasi lengkap memenuhi jalan pasar yang mereka lewati tadi. Naviza segera kembali melihat ke depan, dan di